Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki
komponen-komponen tertentu. Apabila salah satu komponen yang membentuk sistem
kurikulum terganggu atau tidak berkaitn dengan komponen lainnya maka sistem
kurikulum pun akan terganggu pula. Terdapat empat komponen yang membentuk
sistem kurikulum, yaitu:Komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi
pencapaian tujuan, dan komponen evaluasi.
Komponen tujuan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pengembangan
kurikulum. Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan dan
isi atau bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Ini berarti kurikulum adalah
konsep yang bertujuan. Sebab setiap rencna harus memiliki tujuan agar dapat
ditentukan apa yang harus dicapai, serta apa yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Ada beberapa
alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam kurikulum. Alasan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan
erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh setiap upaya
pendidikan.
2. Dapat
membantu para pengembang kurikulum dalam mendesain model kurikulum yang dapat
digunakan, bahkan akan membantu guru dalam mendesain sistem pembelajaran
3. Kontrol
dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
Menurut
Bloom, dalam bukunya Taxonomy of Educational Objectives yang terbit pada tahun
1965, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan ke
dalam 3 klasifikasi atau 3 domain (bidang), yaitu domain kognitif, afektif, dan
psikomotor.
A.
Domain kognitif
Domain Kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan
intelektual atau kemampuan berpikir seperti kemampuan mengingat dan kemampuan
memecahkan masalah. Domain kognitif menurut Bloom terdiri dari 6 tingkatan,
yaitu:
1.
Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan
adalah tingkatan tujuan kognitif yang paling rendah . Tujuan ini berhubungan
dengan kkemampuan untuk mengingat informasi yang sudah dipelajarinya (recall).
Pengetahuan mengingat sangat bermanfaat fdan sangat penting untuk mencapai
tujuann-tujuan yang lebih tinggi berikutnya.
2. Pemahaman
Pemahaman
lebih tinggi tingkatannya dari pengetahuan. Pemahaman bukan hanya sekedar
mengingat fakta, akan tetapi berkenaan dengan kemampuan menjelaskan,
menerangkan, menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau arti konsep.
3.
Penerapan
Penerapan
merupakan tujuan kognitif yang lebih tinggi lagi. Tujuan penerapan ini
berhhubungan dengan kemampuan mengaplikasikan suatu bahan pelajaran yang sudah
dipelajari seperti teori,rumus-rumus, dalil, hokum, konsep, ide dan lain
sebagainya ke dalam situasi baru yang konkret.
4.
Analisis
Analisis
adalah kemampuan menguraikan atau memecah suatu bahan pelajaran ke dalam
bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungan antarbagian bahan itu. Analisis
berhubungan dengan kemampuan penalaran yang tingkatan kognitifnya lebih tinggi
dari pengatahuan dan pemahaman.
5.
Sintesis
Sintesis
adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan yang
bermakna seperti merumuskan tema, rencna atau melihat hubungan abstrak dari
berbagai informasi yang tersedia. Sintesis merupakan kebalikan dari analis.
Kemampuan menganalisis
dan sintesis merupakan kemampuan dasar untuk dapat mengembangkan atau
menciptakan inovasi dan kreasi baru.
6.
Evaluasi.
Evaluasi
adalah tujuan yang paling tinggi dalam domain kognitif. Tujuan ini berkenaan
dengan kemampuan membuat penilaian dan keputusan terhadap sesuatu berdasarkan
kriteria dan maksud tertentu. Untuk dapat memiliki kemampuan memberikan
penilaian dibutuhkan kemampuan-kemampuan sebelumnya.
B.
Domain Afektif
Domain afektif berkenaan dengan
sikap, nilai-nilai dan apresiasi. Menurut Krathwohl, dkk. (1964), dalam bukunya
Taxonomy of Educational Objectives: Affective Domain, domain afektif memiliki
tingkatan yaitu:
1) Penerimaan
Penerimaan
adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala, kondisi,
keadaan atau suatu masalah.
2) Merspon
Merespon atau menanggapi ditunjukan oleh kemauan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu seperti kemauan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, kemauan untuk mengikuti diskusi, kemauan untuk membantu orang lain dan sebagainya. Respon biasanya diawali dengan diam-diam, kemudian dilakukan dengan sungguh-sungguh dan kesadaran, setelah itu baru dilakukan dengan penuh kegembiraan dan kepuasan.
Merespon atau menanggapi ditunjukan oleh kemauan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu seperti kemauan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, kemauan untuk mengikuti diskusi, kemauan untuk membantu orang lain dan sebagainya. Respon biasanya diawali dengan diam-diam, kemudian dilakukan dengan sungguh-sungguh dan kesadaran, setelah itu baru dilakukan dengan penuh kegembiraan dan kepuasan.
3) Menghargai
Tujuan ini berkenaan dengan kemauan untuk memberi penilaian atau kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu. Menghargai terdiri dari penerimaan suatu nilai dengan keyakinan tertentu.
Tujuan ini berkenaan dengan kemauan untuk memberi penilaian atau kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu. Menghargai terdiri dari penerimaan suatu nilai dengan keyakinan tertentu.
4) Mengorganisasi
Tujuan yang berhubungan dengan organisasi ini berkenaan dengan pengembangan nilai ke dalam sistem organisai tertentu, termasuk hubungan antar nilai dan tingkat prioritas nilai-nilai itu.
Tujuan yang berhubungan dengan organisasi ini berkenaan dengan pengembangan nilai ke dalam sistem organisai tertentu, termasuk hubungan antar nilai dan tingkat prioritas nilai-nilai itu.
5) Karakterisasi
Nilai
Tujuan
ini adalah mengadakan sintesis dan internalisasi sistem nilai dengan pengkajian
secara mendalam , sehingga nilai-nilai yang dibangunkannya itu dijadikan
pandangan ( falsafah ) hidup
serta
dijadikan pedoman dalam bertindak dan berperilaku.
C. Domain
Psikomotor
Domain
psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau
skill seseorang. Ada enam tingkatan yang termasuk kedalam domain ini :
·
Gerak reflex
·
Keterampilan dasar
·
Keterampilan perseptual
·
Keterampilan fisik
·
Gerakan keterampilan
·
Komunikasi nondiskursif
Hierarkis
Tujuan
Tujuan
pendidikan memiliki klasifikasi mulai dari tujuan yang sangat umum sampai
tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur. Tujuan pendidikan diklasifikasikan
menjadi empat, yaitu :
a. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
Tujuan
yang bersifat paling umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan
pedoman oleh setiap usaha pendidikan, artinya setiap lembaga dan penyelenggara
pendidikan harus dapat membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik
pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal maupun nonformal. TPN merupakan sumber dan pedoman dalam usaha
penyelenggara pendidikan.
b. Tujuan Institusional (TI)
Tujuan
ini harus dicapai oleh setiap lembaga
pendidikan. Tujuan institusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan
umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan,
seperti misalnya standar kompetensi pendidikan dasar, menengah,
kejuruan,
dan jenjang pendidikan tinggi.
c.
Tujuan Kurikuler
Tujuan
yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Tujuan
kurikuler dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak
didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu
lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan,
dengan demikian setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan
institusional.
d. Tujuan Pembelajaran atau Tujuan Intruksional
Tujuan
pembelajaran atau yang disebut juga dengan tujuan intruksional, merupakan
tujuan yang paling khusus. Tujuan pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi)
atau keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka
melakukan proses pembelajaran tertentu.
1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar