Kita dapat melihat bahwa bahasa dapat digunakan untuk
mempercepat pembentukan konsep dengan membantu menggabungkan dan memisahkan
contoh dan bukan contoh. Secara khusus di matematika, biarkan kita menguji ide
dari definisi, seperti biasa dengan bantuan contoh. Untuk memulainya, mari kita
pilih konsep yang simpel dan dikenali dengan baik, berkata, merah, dan
bayangkan bahwa kita meminta makna dari kata ini oleh seseorang, buta dari
lahir, yang telah diberi penglihatan menggunakan cangkok kornea. Makna dari
kata adalah konsep yang di asosiasikan dengan kata itu, jadi tugas kita
sekarang adalah untuk memungkinkan seseorang untuk membentuk konsep ‘merah’
(dimana dia tidak punya konsep itu ketika kita memulai) dan mengasosiasikan itu
dengan kata ‘merah’.
Ada dua jalan dimana kita mungkin dapat melakukan ini.
Kita dapat memberi definisi: ‘merah adalah sebuah warna yang kita dapatkan dari
cahaya dari panjang gelombang dengan wilayah 0-6 micron’. Akankah sekarang dia
memiliki konsep merah? Tentu saja tidak. Sebuah definisi akan tidak berguna
baginya, meski tidak diperlukan untuk maksud lain. Secara intuitif, di beberapa
kasus, kita dapat poin untuk bermacam objek dan berkata: ‘ini diari merah, ini
dasi merah, ini jumper merah...’ disini kita dapat merangkai untuknya untuk
mendapatkan koleksi dari pengalaman dimana kita harap dia dapat mengabstrak
properti umum dari ‘red’. Penamaan disini digunakan sebagai kata bantu, dimana
baru saja di deskripsikan. Proses yang sama dari abstraksi dapat mengambil
tepat secara diam, tetapi kemungkinan itu dapat menjadi lembih lambat dan nama
dari ‘merah’ akan menjadi tidak terlampirkan.
Jika sekarang dia bertanya pertanyaan yang berbeda, ‘apa
arti dari ‘warna’?’, kita tidak perlu lama untuk mengumpulkan contoh untuknya
dengan menunjuk, sebagai contoh yang kita mau adalah merah, biru, hijau, kuning... dan itu semua adalah konsep warna
tersendiri. Jika, dan hanya jika, dia baru saja mempunyai konsep itu semua di
pikirannyanya, semua konsep itu dipikiran kita tidaklah cukup, lalu dengan
mengumpulkan kata-kata untuk itu, kita dapat merangkai untuk dia untuk
mengumpulkan konsep mereka sendiri. Dan demikian membuat mungkin, meski tidak
menjamin, sebuah proses dari abstraksi. Penamaan (atau beberapa simbolisasi
lain sekarang menjadi faktor yang penting dari proses abstraksi dan tidak hanya
bantuan yang berguna.
Ini menuntun kita kepada perbedaan penting diantara dua
macam konsep. Sesuatu dimana berasal dari pengalaman sensori dan motor dari
dunia luar, seperti merah, mobil, berat, pedas, manis, akan disebut konsep
primer; sesuatu yang diabstraksi dari konsep lain akan disebut konsep sekunder.
Jika konsep A adalah contoh dari konsep B, lalu kita dapat berkata bahwa B
lebih tinggi dari A. Jelasnya, jika A contoh dari B, dan B dari C, lalu C juga
lebih tinggi baik dari B dan A. ‘Dari lebih tinggi dari’ berarti ‘abstraksi
dari’ (secara langsung atau tidak langsung).
Perbandingan ini hanya bisa buat diantara konsep di
hierarki yang sama. Meskipun kita boleh mempertimbangkan bahwa ‘sonata’ konsep yang lebih abstrak (order
tertinggi) daripada ‘colour’ , kita tidak bisa membandingkan keduanya.
Ide yang berhubungan ini, diantara konsep dan konseptual
hirarki, memungkinkan kita untuk melihat
lebih jelas mengapa definisi dari merah adalah mode komunikasi yang tidak
memadai: itu mengandaikan konsep seperti warna, cahaya, yang hanya bisa
dibentuk jika konsep seperti merah, biru, hijau ...... telah
terbentuk. Secara umum, konsep dari order
tertinggi daripada dimana orang sudah tidak bisa dikomunikasikan kepada mereka
dengan definisi tetapi hanya dengan mengumpulkan bersama, untuk mereka
kepada pengalaman, contoh yang sesuai.
Konsep baru dari order terendah bisa juga di
dikomunikasikan untuk pertama kali dengan maksud ini, sebagai contoh, jika
sebelumnya objek buta kita bertanya ‘Apa warna magenta?’ dan kita tidak dapat
menemukan objek magenta yang cukup untuk menunjukkan kepadanya, kita hanya bisa
berkata, ‘itu warna, diantara merah dan biru,
lebih ke biru daripada merah’asalkan dia sudah memiliki konsep dari biru dan merah, dia pada
akhirnya dapat membentuk konsep dari magenta tanpa pernah melihat warna ini.
Sejak banyak dari konsep baru yang kita butuhkan di
kehidupan kita tiap hari itu cukup rendah,
kita biasanya memiliki konsep higher-order yang cocok yang tersedia agar
konsep baru menjadi lebih mudah dikomunikasikan dengan definisi, sering diikuti
dengan contoh, lalu menyajikan tujuan
yang berbeda.
Di matematika, bagaimanapun, tidak hanya konsep lebih
jauh abstrak daripada kehidupan sehari2, tetapi dari arahan dari pembelajaran
adalah untuk bagian dalam arahan dari abstraksi yang paling baik. Komunikasi
dari konsep matematika sengat lebih sulit, di bagian keduanya baik komunikator
dan penerima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar