Berpikir kreatif didefinisikan
dengan cara pandang yang berbeda. Jonhson (dalam Siswono, 2004: 2) mengatakan
bahwa berpikir kreatif yang mengisyaratkan ketekunan, disiplin pribadi dan
perhatian melibatkan aktifitas-aktifitas mental seperti mengajukan pertanyaan,
mempertimbangkan informasi-informasi baru dan ide-ide yang tidak biasanya
dengan suatu pikiran terbuka, membuat hubungan-hubungan, khususnya antara
sesuatu yang serupa, mengaitkan satu dengan yang lainnya dengan bebas,
menerapkan imajinasi pada setiap situasi yang membangkitkan ide baru dan
berbeda, dan memperhatikan intuisi.
Munandar
(1999) merupakan kemampuan berpikir divergen yang berdasarkan data atau
informasi yang tersedia dalam menyelesaikan banyak kemungkinan jawaban terhadap
suatu masalah, dimana penekanan pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman
jawaban. Coleman
dan Hammen (Sukmadinata, 2004: 177) dijelaskan bahwa berpikir kreatif adalah
suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian (originality), dan
ketajaman pemahaman (insight) dalam mengembangkan sesuatu (generating).
Puccio dan Mudock (Costa, ed., 2001), bahwa dalam berpikir kreatif memuat aspek
keterampilan kognitif dan metakognitif antara lain mengidentifikasi masalah,
menyusun pertanyaan, mengidentifikasi data yang relevan dan tidak relevan,
produktif, mengahasilkan banyak ide, ide yang berbeda dan produk atau ide
yang baru dan memuat disposisi yaitu bersikap terbuka, berani mengambil posisi,
bertindak cepat, bersikap atau berpandangan bahwa sesuatu adalah bagian dari
keseluruhan yang kompleks, memanfaatkan cara berpikir orang lain yang kritis,
dan sikap sensitif terhadap perasaan orang lain.
Sabandar (2008), bahwa berpikir
kreatif sesungguhnya adalah suatu kemampuan berpikir yang berawal dari adanya
kepekaan terhadap situasi yang sedang dihadapi, bahwa situasi itu terlihat atau
teridentifikasi adanya masalah yang ingin harus diselesaikan. Selanjutnya ada
unsur originalitas gagasan yang muncul dalam benak seseorang terkait dengan apa
yang teridentifikasi.
Evans (1991) menjelaskan bahwa
berpikir kreatif adalah suatu aktivitas mental untuk membuat hubungan-hubungan
(concection) yang terus menerus
(kontinu), sehingga ditemukan kombinasi yang “benar” atau sampai seseorang itu
menyerah. Asosiasi kreatif terjadi melalui kemiripan-kemiripan sesuatu atau
melalui pemikiran analogis. Asosiasi ide-ide membentuk ide-ide baru. Jadi
berpikir kreatif mengabaikan hubungan-hubungan yang sudah mapan, dan
menciptakan hubungan-hubungan tersendiri.
Elaine B Jonshon dalam buku Contextual
Teaching and Learning mengemukakan berpikir kreatif adalah kegiatan yang
terkait dengan perhatian kita terhadap intuisi, menghidupkan imajinasi,
berusaha mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru, membuka sudut pandang yang
menakjubkan dan membangkitkan ide-ide yang tak terduga. Berpikir kreatif
melibatkan aktivitas mental seperti :
- Mengajukan pertanyaan.
- Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tak lazim dengan pikiran terbuka.
- Membangun keterkaitan, khususnya di antara hal-hal yang berbeda.
- Menghubungkan berbagai hal dengan bebas.
- Menerapkan imajinasi pada setiap situasi, serta
- Mendengar intuisi
Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa berpikir kreatif adalah proses atau aktivitas mental terkait
dengan kepekaan terhadap masalah yang digunakan individu untuk mendatangkan
atau memunculkan ide dengan mempertimbangkan informasi baru dan ide-ide yang
belum dikenal sebelumnya dengan suatu pikiran terbuka, serta dapat membuat
hubungan-hubungan dalam menyelesaikan masalah tersebut
Guru penting
untuk mengembangkan kreativitas siswa dan kemampuan berpikir kreatif melalui
aktivitas-aktivitas kreatif dalam pembelajaran matematika. Kreativitas dapat
dipandang sebagai produk dari berpikir kreatif, sedangkan aktivitas kreatif
merupakan kegiatan dalam pembelajaran yang diarahkan untuk mendorong atau
memunculkan kreativitas siswa
BalasHapusTerima kasih telah berbagi informasi, jangan lupa kunjungi website Universitas Islam Negeri Walisongo walisongo.ac.id