Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis
Kemampuan pemecahan masalah
matematis adalah kemampuan untuk melakukan suatu tindakan dalam menyelesaikan suatu
masalah matematis, yang menuntut untuk diselesaikan tetapi belum diketahui dengan segera prosedur ataupun cara
penyelesaiannya (Suprapto, 2015). Pemecahan
masalah merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa. Kemampuan
pemecahan masalah menjadi salah satu kompetensi yang harus dikembangkan siswa
pada materi-materi tertentu, terutama materi matematika karena matematika erat
hubungannya dengan pemecahan masalah. Pentingnya kemampuan pemecahan masalah
oleh siswa dalam matematika ditegaskan oleh Branca (Mahuda, 2012: 12) sebagai:
- Kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan umum pengajaran matematika.
- Pemecahan masalah yang meliputi metode, prosedur dan strategi merupakan proses inti dan utama dalam kurikulum matematika .
- Pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar dalam belajar matematika.
Menurut Polya (Suherman, 2003: 91),
solusi soal pemecahan masalah memuat empat langkah fase penyelesaian, yaitu:
1. Memahami masalah.
Langkah ini sangat penting dilakukan sebagai tahap awal dari
pemecahan masalah agar siswa dapat dengan mudah mencari penyelesaian masalah
yang diajukan. Siswa diharapkan dapat memahami kondisi soal atau masalah yang
meliputi: mengenali soal, menganalisis soal, dan menterjemahkan informasi yang
diketahui dan ditanyakan pada soal tersebut.
2. Merencanakan penyelesaian.
Masalah perencanaan ini penting untuk dilakukan karena pada
saat siswa mampu membuat suatu hubungan dari data yang diketahui dan tidak
diketahui, siswa dapat menyelesaikannya dari pengetahuan yang telah diperoleh
sebelumnya.
3. Menyelesaikan masalah sesuai
rencana.
Langkah perhitungan ini penting dilakukan karena pada
langkah ini pemahaman siswa terhadap permasalahan dapat terlihat. Pada tahap
ini siswa telah siap melakukan perhitungan dengan segala macam yang diperlukan
termasuk konsep dan rumus yang sesuai.
4. Melakukan pengecekan kembali
terhadap semua langkah yang telah dikerjakan.
Pada tahap ini siswa diharapkan berusaha untuk mengecek
kembali dengan teliti setiap tahap yang telah ia lakukan. Dengan demikian,
kesalahan dan kekeliruan dalam penyelesaian soal dapat ditemukan.
Arifin (Kesumawati, 2010:38)
mengungkapkan indikator pemecahan masalah yaitu (1) kemampuan memahami
masalah, (2) kemampuan merencanakan pemecahan masalah, (3) kemampuan melakukan
pengerjaan atau perhitungan, dan (4) kemampuan melakukan pemeriksaan atau
pengecekan kembali.
Sedangkan Sumarmo (Febianti, 2012:14) mengemukakan indikator
pemecahan masalah sebagai berikut:
- Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan.
- Merumuskan masalah matematik atau menyusun model matematik.
- Menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah (sejenis dan masalah baru) dalam atau diluar matematika.
- Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan awal.
- Menggunakan matematika secara bermakna.
Kemudian indikator pemecahan masalah yang diungkapkan oleh
Prabawanto (2013) yaitu kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matemaetis
dengan menggunakan strategi yang tepat dalam beberapa aspek, yaitu:
- Menyelesaikan masalah matematis tertutup dengan konteks di dalam matematika.
- Menyelesaikan masalah matematis tertutup dengan konteks di luar matematika.
- Menyelesaikan masalah matematis terbuka dengan konteks di dalam matematika.
- Menyelesaikan masalah matematis terbuka dengan konteks di luar matematika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar