Studi Kasus
Amatilah lingkungan di sekitar Saudara dan
pilhlah salah satu ekosistem yang menurut Saudara mengalami ketidakseimbangan.
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketidakseimbangan tersebut? Tuliskan
gagasan Saudara upaya yang dapat dilakukan untuk mengembalikan keseimbangan
ekosistem tersebut!
Jawaban :
A. Contoh ekosistem yang mengalami
ketidakseimbangan di lingkungan sekitar
Ketidakseimbangan ekosistem dapat terjadi
secara alami maupun akibat perbuatan manusia. Ketidakseimbangan ekosistem yang
terjadi secara alami umumnya akibat bencana alam seperti banjir, tanah longsor,
gempa bumi, tsunami dsb. Sedangkan ketidakseimbangan ekosistem akibat manusia
umumnya disebabkan karena populasi manusia yang tumbuh hingga mencapai suatu
jumlah yang yang besar sehingga aktivitas dan kemampuan teknologi manusia
mengganggu dinamika sebagian besar ekosistem.
Salah satu contoh ketidakseimbangan ekosistem
yang disebabkan oleh manusia di lingkungan sekitar saya antara lain :
1. Kurangnya atau
tidak berfungsinya tempat-tempat untuk menyerap, mengurangi atau membuang
kelebihan air di daerah Cipocok Jaya yang menyebabkan kurang baiknya sistem
drainase di daerah tersebut. Hal tersebut mengakibatkan mudahnya terjadi banjir
atau genangan air di daerah tersebut jika terjadi hujan deras. Bahkan hujan
deras mampu menenggelamkan areal sawah. Hal tersebut dapat merusak tanaman padi
sehingga petani dapat terancam gagal panen. Tentu saja hal ini sangat merugikan
para petani dan menggangu kondisi perekonomian mereka. Kemudian matinya
berbagai organisme penghuni ekosistem sawah yang dapat membuat rantai makanan
tidak berjalan semestinya. Selain itu, air di areal sawah juga terkadang meluap
ke jalan raya sehingga menggangu aktivitas manusia, seperti arus lalu lintas
yang terhambat sehingga menyebabkan kemacetan, terganggunya perekonomian warga
karena aktivitas berjualan yang terhambat. Selain itu, banjir juga dapat memungkinkan
terjadinya penyebaran bakteri yang merugikan manusia serta penyebaran penyakit
seperti diare, penyakit kulit, dsb. Banjir juga dapat membawa sampah-sampah
menuju pemukiman warga sehingga menimbulkan bau tidak sedap, serta memungkinkan
terjadinya penularan penyakit.
2. Sampah-sampah
yang menumpuk di pinggiran jalan di Cipocok Jaya. Hal ini disebabkan minimnya
tempat untuk penampungan sampah semetara. Selain itu warga terlalu malas untuk
membakar sampah sehingga mereka lebih memilih membuang sampah di pinggir jalan.
Hal ini tentu dapat menimbulkan terganggunya keseimbangan ekosistem di daerah
tersebut. Hal-hal yang dapat ditimbulkan antara lain
a.
Perkembangan vektor penyakit
b. Wadah sampah merupakan tempat yang sangat ideal bagi pertumbuhan vektor
penyakit terutama lalat dan tikus. Hal ini menyebabkan mudahnya penyebaran
penyakit yang dapat menggangu kesehatan manusia seperti diare, penyakit kulit,
penyakit pernapasan dsb.
c. Pencemaran Air
Sampah yang menumpuk sangat potensial menyebabkan pencemaran air terutama
pada saat turun hujan. Aliran air dari tempat menumpuknya sampah ke saluran
atau tanah sekitarnya akan menyebabkan terjadinya pencemaran. Hal ini
mempengaruhi kondisi air sehingga air mengalami kekurangan oksigen terlarut
sehingga mematikan biota yang ada. Selain itu, hal yang air tersebut dapat
membahayakan manusia jika digunakan untuk minum atau mencuci piring karena
memungkinkan perpindahan penyakit serta zat-zat kimia berbahaya ke dalam tubuh
manusia.
d.
Pencemaran Tanah
Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di lahan
kosong atau TPA yang dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan lahan
setempat mengalami pencemaran akibat tertumpuknya sampah organik dan mungkin
juga mengandung Bahan Buangan Berbahaya (B3). Bila hal ini terjadi maka akan
diperlukan waktu yang sangat lama sampai sampah terdegradasi atau larut dari
lokasi tersebut. Selama waktu itu lahan setempat berpotensi menimbulkan
pengaruh buruk terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya. Pencemaran tanah
dapat menggangu komponen biotik yang hidup di dalam tanah. Selain itu
kemungkinan tercemarnya air tanah akibat sampah yang merembes ke air tanah akan
membahayakan manusia jika air tersebiut dipakai untuk minum.
e. Gangguan Estetika
Lahan yang terisi
sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan pandangan yang sangat buruk
sehingga mempengaruhi estetika lingkungan sekitarnya. Kemudian bau tidak
sedap yang ditimbulkan dari tumpukan sampah dapat menggangu pernapasan. Hal ini
dapat terjadi baik di lingkungan permukiman atau juga lahan pembuangan sampah
lainnya.
f.
Kemacetan Lalu
lintas
Lokasi penempatan sarana / prasarana pengumpulan sampah yang biasanya
berdekatan dengan sumber potensial seperti pasar, pertokoan, dan lain-lain
serta kegiatan bongkar muat sampah berpotensi menimbulkan gangguan terhadap
arus lalu lintas yang mengakibatkan terganggu atau terhambatnya aktivitas
manusia.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi
ketidakseimbangan ekosistem
1. Ketidakseimbangan ekosistem yang
terjadi lebih banyak diakibatkan oleh kegiatan manusia yang memiliki kesadaran
rendah dalam menjaga lingkungan sekitar, seperti pengelolaan sampah yang buruk
sehingga menyebabkan menumpuknya sampah yang menimbulkan banyak masalah, serta
penggunaan bahan kimia tertentu yang dapat menyebakan terganggunya biota-biota
tertentu.
2. Ketidakseimbangan ekosistem juga
dipengaruhi oleh alam, seperti banjir, tanah longsor. Tsunami, gunung meletus
dsb.
C. Upaya yang dapat dilakukan untuk
mengembalikan keseimbangan ekosistem tersebut antara lain :
1. Menciptakan kesadaran masyarakat
minimal dimulai dari diri sendiri untuk menjaga lingkungan sekitar dengan tidak
membuang sampah sembarangan, merusak atau menebang pohon secara sembarangan,
merusak tempat-tempat yang menjadi habitat hewan-hewan tertentu, dsb.
2. Diadakan sosialisasi dan pelatihan
pengelolaan sampah rumah tangga, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap bahaya sampah yang menumpuk terhadap di lingkungan, manfaat
sampah jika di daur ulang serta untuk mengurangi penumpukan sampah yang
menimbulkan bau tidak sedap. Kemudian menjadikan sampah yang tidak bermanfaat
menjadi bermanfaat dengan mendaur ulang sampah tersebut menjadi barang-barang
yang dapat dipakai manusia sehingga menjadi lahan pekerjaan yang menguntungkan
masyarakat.
3. Saat ini di Cipocok Jaya sedang
dilakukan pelebaran jalan dan pembuatan gorong-gorong. Hal ini diharapkan mampu
memeperbaiki sistem drainase di daerah Cipocok Jaya sehingga aliran air menjadi
lancar dan dapat mengurangi banjir. Hal lain yang dapat dilakukan masyarakat
untuk memeperbaiki sistem drainase antara lain : tidak membuang sampah
sembarangan yang akan menyumbat saluran air, menciptakan daerah penyerapan air
dengan menyiapkan sedikit lahan untuk ditanami pohon-pohon yang memungkinkan
terjadinya penyerapan air oleh tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar