Masalah
kebijakan adalah suatu kondisi atau situasi yang menimbulkan ketidakpuasan atau
kebutuhan bagi rakyat dan mendorong mencari penyelesaian. Masalah-masalah
kebijakan antara lain adalah kebutuhan, nilai-nilai atau kesempatan-kesempatan
yang tidak terealisir tetapi yang dapat dicapai melalui suatu tindakan tertentu.
Berikut visualisasi proses pemahaman dan perumusan masalah (Sudadio : 37) :
Pembuatan kebijakan tidak berawal dari masalah yang
terartikulasi dengan jelas, tetapi suatu perasaan khawatir yang kacau dan
tanda-tanda awal yang menunjukkan adanya permasalahan yang layak untuk
dijadikan sebagai kebijakan. Berikut beberapa ciri penting dari masalah
kebijakan antara lain:
1. Saling
ketergantungan dari masalah kebijakan
Dalam
kenyataanya masalah-masalah kebijakan bukan merupakan kesatuan yang berdiri
sendiri, mereka merupakan bagian dari keseluruhan sistem kondisi eksternal yang
menghasilkan ketidakpuasan di antara segmen-segmen masyarakat yang berbeda.
2. Subyektifitas
dari masalah kebijakan
Kondisi
eksternal yang menimbulkan suatu permasalahan didefinisikan, diklarifikasikan,
dijelaskan, dan dievaluasi secara selektif. Meskipun terdapat suatu anggapan
bahwa masalah bersifat obyektif. Data yang sama dapat diinterpretasikan secara
berbeda. Masalah kebijakan adalah suatu hasil pemikiran yang dibuat pada suatu
lingkungan tertentu.
3. Sifat
buatan dari masalah
Masalah
kebijakan merupakan hasil/produk penilaian subyektif manusia, masalah kebijakan
itu juga bisa diterima sebagai definisi-definisi yang sah dari kondisi sosial
yang obyektif dan karenanya masalah kebijakan dipahami, dipertahankan, dan
diubah secara sosial.
4. Dinamika
masalah kebijakan
Terdapat
banyak solusi untuk suatu masalah. Masalah dan solusi berada dalam
perubahan-perubahan yang konstan dan karenanya masalah tidak secara konstan
terpecahkan. Solusi terhadap masalah dapat menjadi usang meskipun barangkali
masalah itu sendiri belum usang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar