TQM bukanlah sebuah
tugas yang hanya di kerjakan manajer senior yang selanjutnya memberikan arahan
kepada bawahannya. Kata total (terpadu) dalam TQM menegaskan bahwa
setiap orang yang berada di dalam organisasi harus terlibat dalam upaya
melakukan peningkatan secara terus menerus. Kata manajemen dalam
berlaku bagi setiap orang, sebab setiap orang dalam sebuah institusi apapun
status, posisi dan peranannya adalah leader bagi tanggungjawabnya masing-masing.
TQM
adalah sebuah pendekatan praktis, namun strategis dalam menjalankan roda
organisasi yang memfokuskan diri pada kebutuhan pelanggan dan kliennya. TQM
dapat dipahami sebagai filosofis perbaikan tanpa henti hingga tujuan organisasi
dapat di capai dan dengan melibatkan segenap komponen dalam organisasi. Untuk
mencipatak sebuah kultur perbaikan secara terus–menerus, seorang manajer harus
mempercayai stafnya dan mendelegasikan keputusannya pada tingkatan–tingkatan
yang tepat. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan staf sebuah tanggung jawab
untuk menyampaikan mutu dalam lingkungan mereka, staf membutuhkan kebebasan
kerja dalam kerangka kerja yang sudah jelas dan tujuan organisasi yang sudah di
ketahui.
TQM di wujudkan dalam rangkaian–rangkaian proyek berskala
kecil. Filosofis TQM memang berskala besar, inpirasional dan menyeluruh, namun
implementasi praktisnya justru berskala kecil, sangat praktis dan berkembang.
Joseph Juran berpendapat bahwa untuk mengerjakan proyek besar adalah dengan memisahkannya
ke dalam pekerjaan–pekerjaan kecil yang terkendali. Sebuah institusi harus
melakukan aktifitas dengan teliti, proses demi prosesm isu demi isu.
TQM
memerlukan perubahan kultur, TQM membutuhkan perubahan sikap dan metode. Staf
dalam institusi harus memahami dan melakasanakan pesan moral TQM agar bisa
membawa dampak. Ada dua hal penting yang perlu dilakukan staf untuk
menghasilkan mutu. Pertama, staf membutuhkan sebuah lingkungan yang
cocok untuk bekerja. Mereka membutuhkan alat – alat ketrampilan dan mereka
harus bekerja dengan sistem dan prosedur yang sederhana dan membantu pekerjaan
mereka. Kedua, untuk melakukan pekerjaan dengan baik, staf memerlukan
lingkungan yang mendukung dan menghargai kesuksesan dan prestasi yang mereka
raih. Mereka membutuhkan pemimpin yang dapat menghargai prestasi mereka dan
membimbing mereka meraih sukses yang lebih besar. Motivasi untuk melakukan pekerjaan
yang baik adalah hasi dari sebuah gaya kepemimpinan dan dari atmosfir
lingkungan yang dapat meningkatkan kepercayaan diri serta memberdayakan setiap
individu di dalamnya.
Kunci sukses TQM adalah mata rantai internal – eksternal
yang efektif antara pelanggan dengan produsen. Dalam kultur TQM, peran manajer
senior dan menengah adalah memberi dukungan dan wewenang kepada para staf dan
pelajar, bukan mengontrol mereka. Dalam konteks pendidikan, TQM merubah pola
hubungan dengan memberikan sebuah focus pelanggan yang jelas.
Misi
utama dari institusi TQM adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggannya. Institusi juga harus mampu menjaga dan menjalin hubungan baik
dengan pelanggannya. Mutu adalah sesuatu yang diinginkan pelanggan dan bukan
apa yang terbaik bagi mereka menurut institusi.
Aspek
fokus pelanggan TQM tidak hanya melibatkan perlunya pemenuhan kebutuhan
pelanggan ekseternal saja. Kolega dalam institusi juga termasuk pelanggan, yang
memerlukan pelayanan internal agar mereka mampu mengerjakan tugas secara
efektif. Hubungan antar pelanggan internal sangatlah penting agar sebuh
institusi berfungsi secara efektif dan efisien.
Staf
adalah pihak yang membuat perbedaan mutu. Mereka yang menghasilkan kesuksesan
dan memuaskan klien. Pemasaran internal adalah alat yang berguna untuk
mencipatakan komunikasi dengan staf. Hal ini bertujuan agar mereka tahu
informasi tentang apa yang terjadi dalam institusi dan memiliki kesempatan
untuk memperbaharui ide mereka. Pemasaran internal adalah sebuah tahap utama
dari komunikasi ide.
Pelatihan
guru dalam konsep – konsep mutu merupakan elemen penting dalam upaya merubah
kultur. Staf harus paham bagiamana mereka dan muridnya dapat memperoleh manfaat
dari fokus terhadap pelanggan. Mutu terpadu adalah mendengarkan dan berdialog
tentang kekhawatiran dan aspirasi pelanggan. Aspek terbaik dari peranan
professional adalah perhatian serta standar akademi dan kejuruan yang tinggi.
Memadukan aspek terbaik dari profesionalisme merupakan hal yang esensial untuk
mencapai kesuksesan.
Pendidikan
adalah pembelajaran masyarakat. Pada saat sebagian besar institusi pendidikan
di tuntut untuk mengerjakan lebih baik lagi, penting baginya untuk memfokuskan
diri pada aktifitas utama pemebelajaran. Semua pelajar berbeda satu sama lain
dan mereka belajar dengan model yang cocok dengan kebutuhan dan kecenderungan
mereka masing-masing. Institusi pendidikan yang menggunakan prosedur mutu
terpadu harus menangkap secara serius isu- isu tentang gaya dan kebutuhan
pembelajaran untuk mencipatakan strategi individualisasi dan diferensiasi dalam
pembelajaran. Pelajar adalah pelanggan utama, dan jika model pembelajaran tidak
memenuhi kebutuhan individu masing-masing mereka, maka itu berarti bahwa
institusi tersebut tidak dapat mengklaim bahwa ia telah mencapai mutu terpadu.
Institusi harus memahami bahwa beberapa pelajar juga suka
pada kombinasi beberapa gaya belajar dan institusi harus mencoba untuk
fleksibel dalam memberikan pilihan tersebut. Miller, Dower, dan Innis dalam
buku mereka yang berjudul improving quality in Further Education menegaskan
bahwa institusi harus memberikan beberapa model kepengajaran dan pembelajaran
terhadap para pelajar sehingga mereka memiliki kesempatan untuk meraih sukses
secara maksimal.
Penerapan
prinsip-prinsip TQM dapat dilakukan berdasarkan beberapa elemen, seperti,
sebuah langkah awal bisa dimulai dengan kerja sama pelajar dan guru dalam
menetapkan misi mereka. Dari sini, negosiasi bisa saja terjadi agar kedua belah
pihak bisa mencapai misi gaya pembelajaran dan pengajaran serta sumber daya
yang diperlukan. Proses negosiasi mungkin memerlukan pembentukan sebuah forum
yang memberika umpan balik sehingga pelajar dapat mengutarakan pendapat tentang
model pembelajan.
Setelah
rangkaian umpan balik berjalan, evaluasi juga harus menjadi proses yang
berkelanjutan dan tidak boleh tertinggal sampai akhir program studi. Hasil dari
evaluasi harus dibicarakan dengan murid dengan tujuan untuk melengkapi hasil
evaluasi.
TQM
adalah sebuah kerja keras. Sehingga kerja keras dan waktu adalah dua hal
penting yang harus dikerjakan. TQM juga membutuhkan mental juara yang mampu
menghadapi tantangan dan perubahan dalam pendidikan. TQM mengharuskan kesetiaan
jangka panjang staf senior terhadap institusi, karena tidak menuntut kemungkinan
manajemen senior dapat menjadi problem. Banyak inislatif mutu yang
tersendat-sendat disebabkan sikap manajer senior yang kembali pada metode
manajemen tradisional. Hal ini menjadi kendala yang sangat serius, ketika
manajemen senior tidak mampu mendukung TQM, maka sangat kecil kemungkinan orang
lain diorganisasi tersebut akan mampu melaksanakannya. Manajemen senior harus
mempercayai stafnya untuk bersama-sama mengungsung visi mereka kedepan.
Beberapa manajer senior terkadang tidak berbagi visi dengan para bawahannya
Karena mereka khawatir akan kehilangan status dan hal tersebut dianggap
menurunkan derajat manajer.
Masalah
utama yang sering dialami oleh banyak institusi adalah peran yang dimainkan
oleh manajemen menengah. Mereka memiliki peran penting karena mereka adalah
petugas operasional harian institusi dan bertindak sebagai petugas komunikasi
yang sangat penting. Bahkan mereka bisa saja menjadi penghalang terjadinya
perubahan, atau sebaliknya, menjadi pemimpin.
TQM
tidak boleh sekedar menjadi jargon dan iklan. Karena, hal demikian bisa
menyebabkan hilangnya semangat, menciptakan skeptisisme, sinisme serta
ketidakpercayaan terhadap perubahan. Deming berpendapat bahwa “ menghilangkan
rasa takut atau khawatir dalam upaya melakukan revolusi mutu adalah hal yang
amat sangat esensial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar