Kebiasaan
siswa sekolah dasar yang senang mengonsumsi junk food maupun jajanan yang
kurang sehat
Jajanan
di sekolah memegang peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan energi
dan zat gizi lain bagi anak-anak usia sekolah. Aktivitasa anak yang padat di
dalam kelas memungkinkan anak banyak mengonsumsi banyak jajanan yang dapat
memberi asupan energi bagi mereka. Namun banyak siswa sekolah dasar yang belum
bisa memilih jajanan yang baik dan aman untuk mereka. Siswa biasanya membeli
jajanan yang menurut mereka enak dalam segi rasa, menari dari segi warna,
aroma, tekstur dan kemasan. Terlebih di Indonesia, khususnya di kota serang
banyak sekali jajanan di sekolah yang termasuk ke dalam junk food seperti baso, sosis dan
nugget goreng, gorengan-gorengan dengan saus, dsb. Jajanan-jajanan tersebut
bila sering dikonsumsi jangka panjang dapat menyebabkan timbulnya masalah
kesehatan.
Menurut
psikolog anak, Dr. Rosemini A.P., M.Psi (Kenapa Anak Suka Jajan; http://health.kompas.com/read/2013/07/30/1037090/Kenapa.Anak.Suka.Jajan;
diakses 26 April 2016), sedikitnya ada 3 hal yang membuat anak suka jajan.
Penyebab ini bersumber pada indera penglihatan dan perasa."Jajanan umumnya
berharga lebih murah, berwarna menarik, enak di mulut, dan mudah dimakan,"
ujarnya pada Seminar Guru, Sehatnya Duniaku : Pangan Jajanan Anak Sekolah yang
Aman, Bermutu, dan Bergizi. Hal ini didukung penelitian pada 2009. Penelitian
ini membuktikan, 84 persen siswa sekolah dasar membeli jajan karena rasanya
enak. Sedangkan 37 persen membeli jajanan yang disertai saus merah.
Menurut Witherly (4muda; Mengapa Kecanduan Junk Food dan 10 Bahaya Akibat Memakan Junk Food Pada Tubuh. http://4muda.com/mengapa-kecanduan-junk-food-dan-10-bahaya-akibat-memakan-junk-food-pada-tubuh/
, diakses 26
April 2016) ketika seseorang makan makanan lezat, ada dua faktor yang membuat
pengalaman menyenangkan. Pertama, ada sensasi makan makanan. Ini
termasuk apa yang dirasakan lidah seperti (asin, manis, umami, dll), serta bau
yang tercium. Hal tersebut dikenal sebagai “orosensation”. Inilah hal yang
sering menyebabkan siswa gemar mengonsumsi junk food dan membeli jajanan di
sekolah.
Kemudian penelitian
dari JumalMatematika, Sains, dan Teknotogi, Volume 15, Nomor2,
September2014,97-105 (Marhamah DKK, 2014) menjelaskan dari 100 orang siswa,
87 % mengonsumsi jajanan sosis, 71 % mengonsumsi jajanan nugget, 98%
mengonsumsi jajanan roti dalam seminggu. Jenis jajanan lain yang juga banyak
dikonsumsi siswa adalah biskuit (93%), wafer (92%) dan kudapan esktrusi (88%).
Rata-rata jajanan yang sering di konsumsi siswa adalah jajanan junk food dan
makanan ringanyang mengandung pengawet. Siswa tidak menyadari bahaya yang akan
mengintai mereka seperti penyakit yang akan
terjadi saat memakan junk food dan jajanan tidak sehat dalam waktu yang terus
menerus, contohnya obesitas, diabetes, depresi, kekurangan gizi, menurunkan
kecerdasan otak dsb.
Kebiasaan siswa yang gemar mengonsumsi junk food dan jajanan tidak
sehat memang sulit untuk dihentikan. Namun ada beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk mengurangi konsumsi junk food dan jajanan tidak sehat demi
menurunkan resiko salah satunya adalah resiko timbulnya masalah kesehatan di
kemudian hari. Salah satu pihak yang dapat membantu siswa dalam mengurangi konsumsi
junk food dan jajanan tidak sehat adalah orang tua.
Orangtua seharusnya memberikan pendidikan pada anaknya
tentang junk food, jajanan sekolah dan bahaya yang dapat ditimbulkan jika
sering mengonsumsinya. Orang tua juga seharusnya dapat memberi alternatif
dengan memberikan makanan-makanan sehat
yang dapat dikonsumsi anak selain junk food dan jajanan di sekolah,
contohnya dengan memberikan sarapan pagi yan sehat dan kaya akan nutrisi. Kemudian ada beberapa
solusi yang pernah diterapkan untuk mengurangi konsumsi junk food dan jajanan
tidak sehat, antara lain :
1.
Beberapa sekolah sudah
menerapkan aturan melarang jajanan dari luar untuk masuk ke area sekolah, namun
beberapa pedagang jajanan masih ada yang melanggar dan nekat masuk ke area
sekolah.
2.
Sekolah juga
menyediakan kantin yang di kelola oleh sekolah, yang berisi jajanan ringan.
Meskipun beberapa jajanan ringan termasuk jajanan yang aman, tetap saja jajanan
tersebut mengandung bahan pengawet atau pewarna yang apabila di konsumsi jangka
panjang dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar