Kamis, 12 Januari 2017

Kebiasaan siswa sekolah dasar yang senang mengonsumsi junk food maupun jajanan yang kurang sehat



Kebiasaan siswa sekolah dasar yang senang mengonsumsi junk food maupun jajanan yang kurang sehat

Jajanan di sekolah memegang peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan energi dan zat gizi lain bagi anak-anak usia sekolah. Aktivitasa anak yang padat di dalam kelas memungkinkan anak banyak mengonsumsi banyak jajanan yang dapat memberi asupan energi bagi mereka. Namun banyak siswa sekolah dasar yang belum bisa memilih jajanan yang baik dan aman untuk mereka. Siswa biasanya membeli jajanan yang menurut mereka enak dalam segi rasa, menari dari segi warna, aroma, tekstur dan kemasan. Terlebih di Indonesia, khususnya di kota serang banyak sekali jajanan di sekolah yang termasuk ke dalam  junk food seperti baso, sosis dan nugget goreng, gorengan-gorengan dengan saus, dsb. Jajanan-jajanan tersebut bila sering dikonsumsi jangka panjang dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan.
Menurut psikolog anak, Dr. Rosemini A.P., M.Psi (Kenapa Anak Suka Jajan; http://health.kompas.com/read/2013/07/30/1037090/Kenapa.Anak.Suka.Jajan; diakses 26 April 2016), sedikitnya ada 3 hal yang membuat anak suka jajan. Penyebab ini bersumber pada indera penglihatan dan perasa."Jajanan umumnya berharga lebih murah, berwarna menarik, enak di mulut, dan mudah dimakan," ujarnya pada Seminar Guru, Sehatnya Duniaku : Pangan Jajanan Anak Sekolah yang Aman, Bermutu, dan Bergizi. Hal ini didukung penelitian pada 2009. Penelitian ini membuktikan, 84 persen siswa sekolah dasar membeli jajan karena rasanya enak. Sedangkan 37 persen membeli jajanan yang disertai saus merah.

Menurut Witherly (4muda; Mengapa Kecanduan Junk Food dan 10 Bahaya Akibat Memakan Junk Food Pada Tubuh. http://4muda.com/mengapa-kecanduan-junk-food-dan-10-bahaya-akibat-memakan-junk-food-pada-tubuh/

, diakses 26 April 2016) ketika seseorang makan makanan lezat, ada dua faktor yang membuat pengalaman menyenangkan. Pertama, ada sensasi makan makanan. Ini termasuk apa yang dirasakan lidah seperti (asin, manis, umami, dll), serta bau yang tercium. Hal tersebut dikenal sebagai “orosensation”. Inilah hal yang sering menyebabkan siswa gemar mengonsumsi junk food dan membeli jajanan di sekolah.
Kemudian penelitian dari JumalMatematika, Sains, dan Teknotogi, Volume 15, Nomor2, September2014,97-105 (Marhamah DKK, 2014) menjelaskan dari 100 orang siswa, 87 % mengonsumsi jajanan sosis, 71 % mengonsumsi jajanan nugget, 98% mengonsumsi jajanan roti dalam seminggu. Jenis jajanan lain yang juga banyak dikonsumsi siswa adalah biskuit (93%), wafer (92%) dan kudapan esktrusi (88%). Rata-rata jajanan yang sering di konsumsi siswa adalah jajanan junk food dan makanan ringanyang mengandung pengawet. Siswa tidak menyadari bahaya yang akan mengintai mereka seperti penyakit yang akan terjadi saat memakan junk food dan jajanan tidak sehat dalam waktu yang terus menerus, contohnya obesitas, diabetes, depresi, kekurangan gizi, menurunkan kecerdasan otak dsb.
Kebiasaan siswa yang gemar mengonsumsi junk food dan jajanan tidak sehat memang sulit untuk dihentikan. Namun ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi konsumsi junk food dan jajanan tidak sehat demi menurunkan resiko salah satunya adalah resiko timbulnya masalah kesehatan di kemudian hari. Salah satu pihak yang dapat membantu siswa dalam mengurangi konsumsi junk food dan jajanan tidak sehat adalah orang tua. 
Orangtua seharusnya memberikan pendidikan pada anaknya tentang junk food, jajanan sekolah dan bahaya yang dapat ditimbulkan jika sering mengonsumsinya. Orang tua juga seharusnya dapat memberi alternatif dengan memberikan makanan-makanan sehat  yang dapat dikonsumsi anak selain junk food dan jajanan di sekolah, contohnya dengan memberikan sarapan pagi yan sehat dan kaya akan nutrisi. Kemudian ada beberapa solusi yang pernah diterapkan untuk mengurangi konsumsi junk food dan jajanan tidak sehat, antara lain :
1.      Beberapa sekolah sudah menerapkan aturan melarang jajanan dari luar untuk masuk ke area sekolah, namun beberapa pedagang jajanan masih ada yang melanggar dan nekat masuk ke area sekolah.
2.      Sekolah juga menyediakan kantin yang di kelola oleh sekolah, yang berisi jajanan ringan. Meskipun beberapa jajanan ringan termasuk jajanan yang aman, tetap saja jajanan tersebut mengandung bahan pengawet atau pewarna yang apabila di konsumsi jangka panjang dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar