Kamis, 12 Januari 2017

Pengembangan Tujuan Dan Isi Kurikulum



Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen tertentu. Apabila salah satu komponen yang membentuk sistem kurikulum terganggu atau tidak berkaitn dengan komponen lainnya maka sistem kurikulum pun akan terganggu pula. Terdapat empat komponen yang membentuk sistem kurikulum, yaitu:Komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi pencapaian tujuan, dan komponen evaluasi.
Komponen tujuan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum. Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang  Sistem Pendidikan Nasional adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan dan isi atau bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Ini berarti kurikulum adalah konsep yang bertujuan. Sebab setiap rencna harus memiliki tujuan agar dapat ditentukan apa yang harus dicapai, serta apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam kurikulum. Alasan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tujuan erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh setiap upaya pendidikan.
2. Dapat membantu para pengembang kurikulum dalam mendesain model kurikulum yang dapat digunakan, bahkan akan membantu guru dalam mendesain sistem pembelajaran
3. Kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
Menurut Bloom, dalam bukunya Taxonomy of Educational Objectives yang terbit pada tahun 1965, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan ke dalam 3 klasifikasi atau 3 domain (bidang), yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
A.    Domain kognitif
Domain Kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir seperti kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Domain kognitif menurut Bloom terdiri dari 6 tingkatan, yaitu:
1.      Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah tingkatan tujuan kognitif yang paling rendah . Tujuan ini berhubungan dengan kkemampuan untuk mengingat informasi yang sudah dipelajarinya (recall). Pengetahuan mengingat sangat bermanfaat fdan sangat penting untuk mencapai tujuann-tujuan yang lebih tinggi berikutnya.
2.      Pemahaman
Pemahaman lebih tinggi tingkatannya dari pengetahuan. Pemahaman bukan hanya sekedar mengingat fakta, akan tetapi berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, menerangkan, menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau arti konsep.
3.      Penerapan
Penerapan merupakan tujuan kognitif yang lebih tinggi lagi. Tujuan penerapan ini berhhubungan dengan kemampuan mengaplikasikan suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajari seperti teori,rumus-rumus, dalil, hokum, konsep, ide dan lain sebagainya ke dalam situasi baru yang konkret.
4.      Analisis
Analisis adalah kemampuan menguraikan atau memecah suatu bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungan antarbagian bahan itu. Analisis berhubungan dengan kemampuan penalaran yang tingkatan kognitifnya lebih tinggi dari pengatahuan dan pemahaman.
5.      Sintesis
Sintesis adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan yang bermakna seperti merumuskan tema, rencna atau melihat hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia. Sintesis merupakan kebalikan dari analis.
Kemampuan menganalisis dan sintesis merupakan kemampuan dasar untuk dapat mengembangkan atau menciptakan inovasi dan kreasi baru.
6.      Evaluasi.
Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi dalam domain kognitif. Tujuan ini berkenaan dengan kemampuan membuat penilaian dan keputusan terhadap sesuatu berdasarkan kriteria dan maksud tertentu. Untuk dapat memiliki kemampuan memberikan penilaian dibutuhkan kemampuan-kemampuan sebelumnya.

B.     Domain Afektif
Domain afektif  berkenaan dengan sikap, nilai-nilai dan apresiasi. Menurut Krathwohl, dkk. (1964), dalam bukunya Taxonomy of Educational Objectives: Affective Domain, domain afektif memiliki tingkatan yaitu:
1)      Penerimaan
Penerimaan adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala, kondisi, keadaan atau suatu masalah.
2)      Merspon
Merespon atau menanggapi ditunjukan oleh kemauan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu seperti kemauan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu, kemauan untuk mengikuti diskusi, kemauan untuk membantu orang lain dan sebagainya. Respon biasanya diawali dengan diam-diam, kemudian dilakukan dengan sungguh-sungguh dan kesadaran, setelah itu baru dilakukan dengan penuh kegembiraan dan kepuasan.
3)      Menghargai
Tujuan ini berkenaan dengan kemauan untuk memberi penilaian atau kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu. Menghargai terdiri dari penerimaan suatu nilai dengan keyakinan tertentu.
4)      Mengorganisasi
Tujuan yang berhubungan dengan organisasi ini berkenaan dengan pengembangan nilai ke dalam sistem organisai tertentu, termasuk hubungan antar nilai dan tingkat prioritas nilai-nilai itu.
5)      Karakterisasi Nilai
Tujuan ini adalah mengadakan sintesis dan internalisasi sistem nilai dengan pengkajian secara mendalam , sehingga nilai-nilai yang dibangunkannya itu dijadikan pandangan ( falsafah ) hidup
serta dijadikan pedoman dalam bertindak dan berperilaku.

C.     Domain Psikomotor
Domain psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang. Ada enam tingkatan yang termasuk kedalam domain ini :

·         Gerak reflex
·         Keterampilan dasar
·         Keterampilan perseptual
·         Keterampilan fisik
·         Gerakan keterampilan
·         Komunikasi nondiskursif

Hierarkis Tujuan
Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi mulai dari tujuan yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur. Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat, yaitu :

a.       Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
Tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan, artinya setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal maupun nonformal.  TPN merupakan sumber dan pedoman dalam usaha penyelenggara pendidikan.

b.      Tujuan Institusional (TI)
Tujuan ini harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Tujuan institusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, seperti misalnya standar kompetensi pendidikan dasar, menengah,
kejuruan, dan jenjang pendidikan tinggi.


c.       Tujuan Kurikuler
Tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan, dengan demikian setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional.

d.      Tujuan Pembelajaran atau Tujuan Intruksional
Tujuan pembelajaran atau yang disebut juga dengan tujuan intruksional, merupakan tujuan yang paling khusus. Tujuan pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu.














1.        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar