Kamis, 12 Januari 2017

Penerapan TQM (Total Quality Management) dalam Pendidikan



        TQM bukanlah sebuah tugas yang hanya di kerjakan manajer senior yang selanjutnya memberikan arahan kepada bawahannya. Kata total (terpadu) dalam TQM menegaskan bahwa setiap orang yang berada di dalam organisasi harus terlibat dalam upaya melakukan peningkatan secara terus menerus. Kata manajemen dalam berlaku bagi setiap orang, sebab setiap orang dalam sebuah institusi apapun status, posisi dan peranannya adalah leader bagi tanggungjawabnya masing-masing.
            TQM adalah sebuah pendekatan praktis, namun strategis dalam menjalankan roda organisasi yang memfokuskan diri pada kebutuhan pelanggan dan kliennya. TQM dapat dipahami sebagai filosofis perbaikan tanpa henti hingga tujuan organisasi dapat di capai dan dengan melibatkan segenap komponen dalam organisasi. Untuk mencipatak sebuah kultur perbaikan secara terus–menerus, seorang manajer harus mempercayai stafnya dan mendelegasikan keputusannya pada tingkatan–tingkatan yang tepat. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan staf sebuah tanggung jawab untuk menyampaikan mutu dalam lingkungan mereka, staf membutuhkan kebebasan kerja dalam kerangka kerja yang sudah jelas dan tujuan organisasi yang sudah di ketahui.
            TQM di wujudkan dalam rangkaian–rangkaian proyek berskala kecil. Filosofis TQM memang berskala besar, inpirasional dan menyeluruh, namun implementasi praktisnya justru berskala kecil, sangat praktis dan berkembang. Joseph Juran berpendapat bahwa untuk mengerjakan proyek besar adalah dengan memisahkannya ke dalam pekerjaan–pekerjaan kecil yang terkendali. Sebuah institusi harus melakukan aktifitas dengan teliti, proses demi prosesm isu demi isu.
            TQM memerlukan perubahan kultur, TQM membutuhkan perubahan sikap dan metode. Staf dalam institusi harus memahami dan melakasanakan pesan moral TQM agar bisa membawa dampak. Ada dua hal penting yang perlu dilakukan staf untuk menghasilkan mutu. Pertama, staf membutuhkan sebuah lingkungan yang cocok untuk bekerja. Mereka membutuhkan alat – alat ketrampilan dan mereka harus bekerja dengan sistem dan prosedur yang sederhana dan membantu pekerjaan mereka. Kedua, untuk melakukan pekerjaan dengan baik, staf memerlukan lingkungan yang mendukung dan menghargai kesuksesan dan prestasi yang mereka raih. Mereka membutuhkan pemimpin yang dapat menghargai prestasi mereka dan membimbing mereka meraih sukses yang lebih besar. Motivasi untuk melakukan pekerjaan yang baik adalah hasi dari sebuah gaya kepemimpinan dan dari atmosfir lingkungan yang dapat meningkatkan kepercayaan diri serta memberdayakan setiap individu di dalamnya.
            Kunci sukses TQM adalah mata rantai internal – eksternal yang efektif antara pelanggan dengan produsen. Dalam kultur TQM, peran manajer senior dan menengah adalah memberi dukungan dan wewenang kepada para staf dan pelajar, bukan mengontrol mereka. Dalam konteks pendidikan, TQM merubah pola hubungan dengan memberikan sebuah focus pelanggan yang jelas.
            Misi utama dari institusi TQM adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggannya. Institusi juga harus mampu menjaga dan menjalin hubungan baik dengan pelanggannya. Mutu adalah sesuatu yang diinginkan pelanggan dan bukan apa yang terbaik bagi mereka menurut institusi.
            Aspek fokus pelanggan TQM tidak hanya melibatkan perlunya pemenuhan kebutuhan pelanggan ekseternal saja. Kolega dalam institusi juga termasuk pelanggan, yang memerlukan pelayanan internal agar mereka mampu mengerjakan tugas secara efektif. Hubungan antar pelanggan internal sangatlah penting agar sebuh institusi berfungsi secara efektif dan efisien.
            Staf adalah pihak yang membuat perbedaan mutu. Mereka yang menghasilkan kesuksesan dan memuaskan klien. Pemasaran internal adalah alat yang berguna untuk mencipatakan komunikasi dengan staf. Hal ini bertujuan agar mereka tahu informasi tentang apa yang terjadi dalam institusi dan memiliki kesempatan untuk memperbaharui ide mereka. Pemasaran internal adalah sebuah tahap utama dari komunikasi ide.
            Pelatihan guru dalam konsep – konsep mutu merupakan elemen penting dalam upaya merubah kultur. Staf harus paham bagiamana mereka dan muridnya dapat memperoleh manfaat dari fokus terhadap pelanggan. Mutu terpadu adalah mendengarkan dan berdialog tentang kekhawatiran dan aspirasi pelanggan. Aspek terbaik dari peranan professional adalah perhatian serta standar akademi dan kejuruan yang tinggi. Memadukan aspek terbaik dari profesionalisme merupakan hal yang esensial untuk mencapai kesuksesan.
            Pendidikan adalah pembelajaran masyarakat. Pada saat sebagian besar institusi pendidikan di tuntut untuk mengerjakan lebih baik lagi, penting baginya untuk memfokuskan diri pada aktifitas utama pemebelajaran. Semua pelajar berbeda satu sama lain dan mereka belajar dengan model yang cocok dengan kebutuhan dan kecenderungan mereka masing-masing. Institusi pendidikan yang menggunakan prosedur mutu terpadu harus menangkap secara serius isu- isu tentang gaya dan kebutuhan pembelajaran untuk mencipatakan strategi individualisasi dan diferensiasi dalam pembelajaran. Pelajar adalah pelanggan utama, dan jika model pembelajaran tidak memenuhi kebutuhan individu masing-masing mereka, maka itu berarti bahwa institusi tersebut tidak dapat mengklaim bahwa ia telah mencapai mutu terpadu.
            Institusi harus memahami bahwa beberapa pelajar juga suka pada kombinasi beberapa gaya belajar dan institusi harus mencoba untuk fleksibel dalam memberikan pilihan tersebut. Miller, Dower, dan Innis dalam buku mereka yang berjudul improving quality in Further Education menegaskan bahwa institusi harus memberikan beberapa model kepengajaran dan pembelajaran terhadap para pelajar sehingga mereka memiliki kesempatan untuk meraih sukses secara maksimal.
            Penerapan prinsip-prinsip TQM dapat dilakukan berdasarkan beberapa elemen, seperti, sebuah langkah awal bisa dimulai dengan kerja sama pelajar dan guru dalam menetapkan misi mereka. Dari sini, negosiasi bisa saja terjadi agar kedua belah pihak bisa mencapai misi gaya pembelajaran dan pengajaran serta sumber daya yang diperlukan. Proses negosiasi mungkin memerlukan pembentukan sebuah forum yang memberika umpan balik sehingga pelajar dapat mengutarakan pendapat tentang model pembelajan.
            Setelah rangkaian umpan balik berjalan, evaluasi juga harus menjadi proses yang berkelanjutan dan tidak boleh tertinggal sampai akhir program studi. Hasil dari evaluasi harus dibicarakan dengan murid dengan tujuan untuk melengkapi hasil evaluasi.
            TQM adalah sebuah kerja keras. Sehingga kerja keras dan waktu adalah dua hal penting yang harus dikerjakan. TQM juga membutuhkan mental juara yang mampu menghadapi tantangan dan perubahan dalam pendidikan. TQM mengharuskan kesetiaan jangka panjang staf senior terhadap institusi, karena tidak menuntut kemungkinan manajemen senior dapat menjadi problem. Banyak inislatif mutu yang tersendat-sendat disebabkan sikap manajer senior yang kembali pada metode manajemen tradisional. Hal ini menjadi kendala yang sangat serius, ketika manajemen senior tidak mampu mendukung TQM, maka sangat kecil kemungkinan orang lain diorganisasi tersebut akan mampu melaksanakannya. Manajemen senior harus mempercayai stafnya untuk bersama-sama mengungsung visi mereka kedepan. Beberapa manajer senior terkadang tidak berbagi visi dengan para bawahannya Karena mereka khawatir akan kehilangan status dan hal tersebut dianggap menurunkan derajat manajer.
            Masalah utama yang sering dialami oleh banyak institusi adalah peran yang dimainkan oleh manajemen menengah. Mereka memiliki peran penting karena mereka adalah petugas operasional harian institusi dan bertindak sebagai petugas komunikasi yang sangat penting. Bahkan mereka bisa saja menjadi penghalang terjadinya perubahan, atau sebaliknya, menjadi pemimpin.
            TQM tidak boleh sekedar menjadi jargon dan iklan. Karena, hal demikian bisa menyebabkan hilangnya semangat, menciptakan skeptisisme, sinisme serta ketidakpercayaan terhadap perubahan. Deming berpendapat bahwa “ menghilangkan rasa takut atau khawatir dalam upaya melakukan revolusi mutu adalah hal yang amat sangat esensial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar