Kamis, 12 Januari 2017

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis



Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

          Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan untuk melakukan suatu tindakan dalam menyelesaikan suatu masalah matematis, yang menuntut untuk diselesaikan tetapi belum diketahui dengan segera prosedur ataupun cara penyelesaiannya (Suprapto, 2015). Pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa. Kemampuan pemecahan masalah menjadi salah satu kompetensi yang harus dikembangkan siswa pada materi-materi tertentu, terutama materi matematika karena matematika erat hubungannya dengan pemecahan masalah. Pentingnya kemampuan pemecahan masalah oleh siswa dalam matematika ditegaskan oleh Branca (Mahuda, 2012: 12) sebagai:
  1. Kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan umum pengajaran matematika.
  2. Pemecahan masalah yang meliputi metode, prosedur dan strategi merupakan proses inti dan utama dalam kurikulum matematika .
  3. Pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar dalam belajar matematika.
Menurut Polya (Suherman, 2003: 91), solusi soal pemecahan masalah memuat empat langkah fase penyelesaian, yaitu:
1.      Memahami masalah.
Langkah ini sangat penting dilakukan sebagai tahap awal dari pemecahan masalah agar siswa dapat dengan mudah mencari penyelesaian masalah yang diajukan. Siswa diharapkan dapat memahami kondisi soal atau masalah yang meliputi: mengenali soal, menganalisis soal, dan menterjemahkan informasi yang diketahui dan ditanyakan pada soal tersebut.
2.      Merencanakan penyelesaian.
Masalah perencanaan ini penting untuk dilakukan karena pada saat siswa mampu membuat suatu hubungan dari data yang diketahui dan tidak diketahui, siswa dapat menyelesaikannya dari pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya.
3.      Menyelesaikan masalah sesuai rencana.
Langkah perhitungan ini penting dilakukan karena pada langkah ini pemahaman siswa terhadap permasalahan dapat terlihat. Pada tahap ini siswa telah siap melakukan perhitungan dengan segala macam yang diperlukan termasuk konsep dan rumus yang sesuai.
4.      Melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan.
Pada tahap ini siswa diharapkan berusaha untuk mengecek kembali dengan teliti setiap tahap yang telah ia lakukan. Dengan demikian, kesalahan dan kekeliruan dalam penyelesaian soal dapat ditemukan.

Arifin (Kesumawati, 2010:38) mengungkapkan  indikator pemecahan masalah yaitu (1) kemampuan memahami masalah, (2) kemampuan merencanakan pemecahan masalah, (3) kemampuan melakukan pengerjaan atau perhitungan, dan (4) kemampuan melakukan pemeriksaan atau pengecekan kembali.
Sedangkan Sumarmo (Febianti, 2012:14) mengemukakan indikator pemecahan masalah sebagai berikut:
  1. Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan.
  2. Merumuskan masalah matematik atau menyusun model matematik.
  3. Menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah (sejenis dan masalah baru) dalam atau diluar matematika.
  4. Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan awal.
  5. Menggunakan matematika secara bermakna. 
Kemudian indikator pemecahan masalah yang diungkapkan oleh Prabawanto (2013) yaitu kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matemaetis dengan menggunakan strategi yang tepat dalam beberapa aspek, yaitu:
  1. Menyelesaikan masalah matematis tertutup dengan konteks di dalam matematika.
  2. Menyelesaikan masalah matematis tertutup dengan konteks di luar matematika.
  3. Menyelesaikan masalah matematis terbuka dengan konteks di dalam matematika.
  4. Menyelesaikan masalah matematis terbuka dengan konteks di luar matematika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar