Kamis, 12 Januari 2017

Menganalisis Keseimbangan Lingkungan



Studi Kasus
Amatilah lingkungan di sekitar Saudara dan pilhlah salah satu ekosistem yang menurut Saudara mengalami ketidakseimbangan. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketidakseimbangan tersebut? Tuliskan gagasan Saudara upaya yang dapat dilakukan untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem tersebut!
Jawaban :
A. Contoh ekosistem yang mengalami ketidakseimbangan di lingkungan sekitar
Ketidakseimbangan ekosistem dapat terjadi secara alami maupun akibat perbuatan manusia. Ketidakseimbangan ekosistem yang terjadi secara alami umumnya akibat bencana alam seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami dsb. Sedangkan ketidakseimbangan ekosistem akibat manusia umumnya disebabkan karena populasi manusia yang tumbuh hingga mencapai suatu jumlah yang yang besar sehingga aktivitas dan kemampuan teknologi manusia mengganggu dinamika sebagian besar ekosistem.
Salah satu contoh ketidakseimbangan ekosistem yang disebabkan oleh manusia di lingkungan sekitar saya antara lain :
1.     Kurangnya atau tidak berfungsinya tempat-tempat untuk menyerap, mengurangi atau membuang kelebihan air di daerah Cipocok Jaya yang menyebabkan kurang baiknya sistem drainase di daerah tersebut. Hal tersebut mengakibatkan mudahnya terjadi banjir atau genangan air di daerah tersebut jika terjadi hujan deras. Bahkan hujan deras mampu menenggelamkan areal sawah. Hal tersebut dapat merusak tanaman padi sehingga petani dapat terancam gagal panen. Tentu saja hal ini sangat merugikan para petani dan menggangu kondisi perekonomian mereka. Kemudian matinya berbagai organisme penghuni ekosistem sawah yang dapat membuat rantai makanan tidak berjalan semestinya. Selain itu, air di areal sawah juga terkadang meluap ke jalan raya sehingga menggangu aktivitas manusia, seperti arus lalu lintas yang terhambat sehingga menyebabkan kemacetan, terganggunya perekonomian warga karena aktivitas berjualan yang terhambat. Selain itu, banjir juga dapat memungkinkan terjadinya penyebaran bakteri yang merugikan manusia serta penyebaran penyakit seperti diare, penyakit kulit, dsb. Banjir juga dapat membawa sampah-sampah menuju pemukiman warga sehingga menimbulkan bau tidak sedap, serta memungkinkan terjadinya penularan penyakit.
2.     Sampah-sampah yang menumpuk di pinggiran jalan di Cipocok Jaya. Hal ini disebabkan minimnya tempat untuk penampungan sampah semetara. Selain itu warga terlalu malas untuk membakar sampah sehingga mereka lebih memilih membuang sampah di pinggir jalan. Hal ini tentu dapat menimbulkan terganggunya keseimbangan ekosistem di daerah tersebut. Hal-hal yang dapat ditimbulkan antara lain
a.        Perkembangan vektor penyakit
b.      Wadah sampah merupakan tempat yang sangat ideal bagi pertumbuhan vektor penyakit terutama lalat dan tikus. Hal ini menyebabkan mudahnya penyebaran penyakit yang dapat menggangu kesehatan manusia seperti diare, penyakit kulit, penyakit pernapasan dsb.
c.      Pencemaran Air
Sampah yang menumpuk sangat potensial menyebabkan pencemaran air terutama pada saat turun hujan. Aliran air dari tempat menumpuknya sampah ke saluran atau tanah sekitarnya akan menyebabkan terjadinya pencemaran. Hal ini mempengaruhi kondisi air sehingga air mengalami kekurangan oksigen terlarut sehingga mematikan biota yang ada. Selain itu, hal yang air tersebut dapat membahayakan manusia jika digunakan untuk minum atau mencuci piring karena memungkinkan perpindahan penyakit serta zat-zat kimia berbahaya ke dalam tubuh manusia.
d.      Pencemaran Tanah
Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di lahan kosong atau TPA yang dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan lahan setempat mengalami pencemaran akibat tertumpuknya sampah organik dan mungkin juga mengandung Bahan Buangan Berbahaya (B3). Bila hal ini terjadi maka akan diperlukan waktu yang sangat lama sampai sampah terdegradasi atau larut dari lokasi tersebut. Selama waktu itu lahan setempat berpotensi menimbulkan pengaruh buruk terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya. Pencemaran tanah dapat menggangu komponen biotik yang hidup di dalam tanah. Selain itu kemungkinan tercemarnya air tanah akibat sampah yang merembes ke air tanah akan membahayakan manusia jika air tersebiut dipakai untuk minum.
e.      Gangguan Estetika
Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan pandangan yang sangat buruk sehingga mempengaruhi estetika lingkungan sekitarnya.  Kemudian bau tidak sedap yang ditimbulkan dari tumpukan sampah dapat menggangu pernapasan. Hal ini dapat terjadi baik di lingkungan permukiman atau juga lahan pembuangan sampah lainnya.
f.       Kemacetan Lalu lintas
Lokasi penempatan sarana / prasarana pengumpulan sampah yang biasanya berdekatan dengan sumber potensial seperti pasar, pertokoan, dan lain-lain serta kegiatan bongkar muat sampah berpotensi menimbulkan gangguan terhadap arus lalu lintas yang mengakibatkan terganggu atau terhambatnya aktivitas manusia.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakseimbangan ekosistem
1.    Ketidakseimbangan ekosistem yang terjadi lebih banyak diakibatkan oleh kegiatan manusia yang memiliki kesadaran rendah dalam menjaga lingkungan sekitar, seperti pengelolaan sampah yang buruk sehingga menyebabkan menumpuknya sampah yang menimbulkan banyak masalah, serta penggunaan bahan kimia tertentu yang dapat menyebakan terganggunya biota-biota tertentu.
2.   Ketidakseimbangan ekosistem juga dipengaruhi oleh alam, seperti banjir, tanah longsor. Tsunami, gunung meletus dsb.

C. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem tersebut antara lain :
1.   Menciptakan kesadaran masyarakat minimal dimulai dari diri sendiri untuk menjaga lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan, merusak atau menebang pohon secara sembarangan, merusak tempat-tempat yang menjadi habitat hewan-hewan tertentu, dsb.
2.   Diadakan sosialisasi dan pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya sampah yang menumpuk terhadap di lingkungan, manfaat sampah jika di daur ulang serta untuk mengurangi penumpukan sampah yang menimbulkan bau tidak sedap. Kemudian menjadikan sampah yang tidak bermanfaat menjadi bermanfaat dengan mendaur ulang sampah tersebut menjadi barang-barang yang dapat dipakai manusia sehingga menjadi lahan pekerjaan yang menguntungkan masyarakat.
3.   Saat ini di Cipocok Jaya sedang dilakukan pelebaran jalan dan pembuatan gorong-gorong. Hal ini diharapkan mampu memeperbaiki sistem drainase di daerah Cipocok Jaya sehingga aliran air menjadi lancar dan dapat mengurangi banjir. Hal lain yang dapat dilakukan masyarakat untuk memeperbaiki sistem drainase antara lain : tidak membuang sampah sembarangan yang akan menyumbat saluran air, menciptakan daerah penyerapan air dengan menyiapkan sedikit lahan untuk ditanami pohon-pohon yang memungkinkan terjadinya penyerapan air oleh tanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar