Senin, 26 Januari 2015

Guru Ideal bagi Bangsa Indonesia Menurut Ki Hajar Dewantara



Guru Ideal bagi Bangsa Indonesia Menurut Ki Hajar Dewantara

Sejak di bangku SD mungkin kita pernah melihat istilah “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” di buku atau mendengar nya langsung dari guru kita.
Ya, kalimat “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” merupakan semboyan dari seorang tokoh pendidikan kita Ki Hajar Dewantara Nasional yang mendirikan Perguruan Taman Siswa yang memiliki makna “Di depan memberi teladan, di tengah memberi kemauan, di belakang memberi dorongadalam pendidikan semboyan tersebut mengambarkan bagaiman seorang pendidik seharusnya. Di Filosofi “Ing ngarsa sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani” nyatanya begitu melekat di benak hingga saat ini. Apabila semboyan tersebut benar-benar di implementasikan dengan baik, maka akan memberikan pengaruh positif bagi seorang siswa.
Ing ngarso Sung Tulodo, di depan memberi teladan. Dalam hal ini pendidik atau seorang guru harus mampu memberi contoh yang baik bagi siswa nya, baik sikap, perbuatan maupun pola pikirnya. Anak akan mencontoh apa yang di lakukan oleh gurunya, oleh karena itu apabila guru memberikan teladan yang baik maka perilaku siswa akan baik pula.
Ing Madyo Mangun Karso, di tengah memberi kemauan. Artinya ketika guru berada di antara siswanya, maka guru harus mampu memberi inspirasi dan motivasi bagi siswanya.  Dalam hal ini guru perlu memberi bimbingan dan motivasi agar anak giat belajar. Selain itu, guru perlu membangkitkan minat belajar siswa dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif dan nyaman bagi siswa.
Tut Wuri Handayani, di belakang memberi dorongan. Kalimat tesebut mengandung makna bahwa seorang guru tidak hanya memberikan dorongan, namun juga memberikan arahan untuk kemajuan dalam belajar siswanya. Jika guru selalu memberikan semangat kepada siswanya, maka siswa akan lebih giat untuk belajar karena dia merasa diperhatikan dan selalu mendapat pikiran-pikiran positif dari gurunya sehingga anak selalu memandang ke depan dan tidak terpaku pada kondisinya saat ini.
Ketiga semboyan ini saling berkaitan dan tidak dapat ditinggalkan salah satunya. Sebagai contoh, seorang guru memiliki tanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai pada siswanya. Dalam hal ini guru tidak hanya begitu saja mendorong dan mengarahkan siswa nya untuk mengikuti nilai-nilai tersebut, tetapi guru juga harus memberikan contoh bagaimana nilai-nilai tersebut tertanam di dalam dirinya. Selain memberi contoh, guru juga harus mengarahkan nilai-nilai tersebut di tengah-tengah siswa dan memberi motivasi mereka untuk bertindak agar sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
Seorang guru seharusnya berusaha untuk menjadi guru ideal dengan mampu melaksanakan filosofi dari semboyan yang di cetuskan Ki Hajar Dewantara tersebut, karena guru merupakan pemimpin di depan kelas yang akan di contoh oleh siswa nya. Anak, dalam hal ini adalah siswa adalah generasi masa depan yang perlu dibekali baik dari segi pengetahuan yang memadai, siakp serta moral yang baik sehingga mampu menghadapi tantangan serta arus globalisasi baik di saat ini maupun di masa mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar