Ilmuwan dan Penemu Konsep Matematika Muslim
Ilmu matematika merupakan salah satu
ilmu yang tak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Meski tidak semua orang
menyukai pelajaran matematika, akan tetapi sebenarnya tanpa disadari bahwa ilmu
matematika digunakan setiap orang dalam berbagai aktivitas. Dalam dunia
pendidikan, ilmu matematika ditetapkan sebagai mata pelajaran pokok mulai dari
tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), dan di
tingkat perguruan tinggi, ilmu matematika masih menjadi salah satu mata kuliah
wajib untuk sejumlah jurusan.
Walaupun mungkin cukup lama kita
mengenal matematika, akan tetapi selama ini tidak banyak yang mengetahui dari
mana sebenarnya sumber ilmu matematika. Berkembang pesatnya ilmu pengetahuan di
dunia Barat dalam beberapa dekade belakangan ini, membuat banyak muncul
anggapan bahwa ilmu matematika berasal dari para ilmuwan dunia Barat.
Sangat sedikit orang yang mengetahui
bahwa sebagian besar dari konsep awal ilmu matematika bersumber dari dunia
Islam atau ditemukan oleh umat Islam, serta beberapa konsep di antaranya adalah
dikontruksi untuk keperluan umat Islam. Berikut akan disampaikan mengenai tokoh
ilmuwan muslim penemu konsep matematika.
- Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi.
Muḥammad bin Mūsā al-Khawārizmī
adalah seorang ahli matematika yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun
780 di Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di
Baghdad. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas,
bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logika,
aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia.
Selama
masa hidupnya, Al-Khawarizmi mengabdikan hidupnya sebagai dosen sekolah
kehormatan yang ada di Kota Baghdad. Sebagai seorang ilmuan, ia telah
menelurkan banyak karya monumentalnya antara lain al-Kitab al-mukhtasar fi
hisab al-jabr wa’l-muqabala yang berisi rangkuman perhitungan, pelengkapan
serta peneimbangan. Buku ini merangkum dasar-dasar aljabar. Karya kedua beliau
adalah kitab bernama Kitāb al-Jam’a wa-l-tafrīq bi-ḥisāb al-Hind atau yang
dikenal dengan nama Dixit Algirizmi. Buku ini berisi pengirangan serta
penjumlahan yang didasarkan pada sistem kalkulasi hindu. Buku ketiga adalah
Kitab Surat Al-Ard yakni buku yang berisi rekonstruksi planetarium. Masih ada
banyak lagi buku-buku lainnya yang merupakan karya terbaik dari Al-Khawarizmi.
Meski demikian, dunia lebih mengenalnya sebagai tokoh penemu aljabar.
Sebagai
“Bapak Ilmu Pengetahuan Aljabar” dia menulis buku berjudul Algebra, yang
kemudian diklasifikasi oleh para sejarawan matematika sebagai dasar-dasar
pengetahuan matematika. Al-Khawarizmi adalah orang yang pertama kali
memperkenalkan ilmu aljabar dalam suatu bentuk dasar yang dapat diterapkan
dalam hidup sehari-hari. Hal ini berbeda dengan konsep aljabar Diophantus yang
lebih cenderung menggunakan aljabar untuk aplikasi teori-teori bilangan.
Penamaan tersebut bukan berasal dari
tulisan karya Al-Khawarizmi dan bukan “Aritmatika” yang merupakan tulisan
Diophantus. Para ahli ilmu pasti kuno (termasuk Yunani) mempertimbangkan
bilangan sebagai suatu besaran. Ini terjadi ketika Al-Khwarizmi memberi
pemahaman angka sebagai sebuah hubungan murni di era modern dimana ilmu
pengetahuan aljabar salah satu bagiannya.
Karya
Al-Khwarizmi berjudul kitab al-Jabr w’al-muqabalah (The Book of Restoring and
Balancing) menjadi titik awal aljabar dalam dunia Islam. Kata aljabar ini
digunakan di dunia Barat untuk obyek yang sama. Menurut Kasir (1931), kata
aljabar berasal dari tulisan Al-Khwarizmi yang mencantumkan ’al-jab’ sebagai
judulnya. Tulisan ini diterjemahkan (abad XII) ke dalam bahasa latin oleh
Gerhard Cremona dan Robert Chester, dimana buku ini digunakan sebagai buku
wajib matematika dasar di Eropa hingga abad XVI.
Di
dalam matematika juga terdapat istilah “algorima”. Sebenarnya nama algoritma
diambil dari nama julukan penemunya yaitu al-Khawarizmi seorang matematikawan
muslim yang dilahirkan di Khawarizm, Uzbekistan. Al-Khawarizmi
(Khawarizm,Uzbekistan, 194 H/780 M-Baghdad, 266 H/850 M). Ilmuwan muslim, ahli
di bidang ilmu matematika, astronomi, dan geografi. Nama lengkapnya adalah Abu
Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi dan di barat ia lebih dikenal dengan
nama Algoarisme atau Algorisme. Dalam bukunya al-Khawarizmi memperkenalkan
kepada dunia ilmu pengetahuan angka 0 (nol) yang dalam bahasa arab disebut
sifr. Sebelum al-Khawarizmi memperkenalkan angka nol, para ilmuwan mempergunakan
abakus, semacam daftar yang menunjukkan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan
seterusnya, untuk menjaga agar setiap angka tidak saling tertukar dari tempat
yang telah ditentukan dalam hitungan. Akan tetapi, hitungan seperti ini tidak
mendapat sambutan dari kalangan ilmuwan Barat ketika itu dan mereka lebih
tertarik untuk mempergunakan raqam al-binji (daftar angka arab, termasuk angka
nol), hasil penemuan al-khawarizmi. Dengan demikian angka nol baru dikenal dan
dipergunakan orang Barat sekitar 250 tahun setelah ditemukan al-Khawarizmi.
2. Al Battani
Al Battani (sekitar 858-929) juga
dikenal sebagai Albatenius adalah seorang ahli astronomi dan
matematikawan dari Arab. Al Battani nama lengkap: Abū Abdullāh Muhammad ibn
Jābir ibn Sinān ar-Raqqī al-Harrani as-Sabi al-Battānī), lahir di Harran dekat
Urfa.
Salah satu pencapaiannya yang
terkenal dalam astronomi adalah tentang penentuan Tahun Matahari sebagai
365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik.
Al Battani juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri:
Ia
juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus:
3. Al-Kindi
Abu Yūsuf Yaʻqūb ibn ʼIsḥāq
aṣ-Ṣabbāḥ al-Kindī lahir pada tahun 801 dan wafat pada tahun 873 M ini juga
dikenal sampai ke Barat oleh versi nama Latinnya “Alkindus”. Alkindus dikenal
di barat sebagai seorang polymath Arab Irak, filsuf Islam, ilmuwan, ahli
astronomi, kosmologi, kimia, ahli logika, matematikawan, musisi, dokter, ahli
fisika, psikolog, dan meteorologi. Al-Kindi adalah yang pertama dari para
filsuf Peripatetik Muslim, dan dikenal atas usahanya untuk memperkenalkan
filsafatYunani dan Helenistik ke dunia Arab.
Beliau dikenal sebagai filsuf
pertama yang lahir dari kalangan Islam. Semasa hidupnya, selain bisa berbahasa
Arab, ia mahir berbahasa Yunani. Banyak karya-karya para filsuf Yunani
diterjemahkannya dalam bahasa Arab; antara lain karya Aristoteles dan Plotinus.
Sayangnya ada sebuah karya Plotinus yang diterjemahkannya sebagai karangan
Aristoteles yang berjudul Teologi menurut Aristoteles, yang di kemudian
hari menimbulkan sedikit kebingungan.
Ia adalah filsuf berbangsa Arab dan
dipandang sebagai filsuf Muslim pertama. Secara etnis, al-Kindi lahir dari
keluarga berdarah Arab yang berasal dari suku Kindah, salah satu suku besar
daerah Jazirah Arab Selatan. Salah satu kelebihan al-Kindi adalah menghadirkan
filsafat Yunani kepada kaum Muslimin setelah terlebih dahulu mengislamkan
pikiran-pikiran asing tersebut.
Al Kindi telah menulis banyak karya
dalam pelbagai disiplin ilmu, dari metafisika, etika, logika, dan psikologi,
hingga ilmu pengobatan, farmakologi, metafisika, astrologi, optik, juga
meliputi topik praktis seperti parfum, pedang, zoologi, kaca, meteorologi, dan
gempa bumi. Di antaranya ia sangat menghargai matematika. Hal ini disebabkan
karena matematika, bagi al-Kindi, adalah mukaddimah bagi siapa saja yang ingin
mempelajari filsafat. Mukaddimah ini begitu penting sehingga tidak mungkin bagi
seseorang untuk mencapai keahlian dalam filsafat tanpa terlebih dulu menguasai
matematika. Matematika di sini meliputi ilmu tentang bilangan, harmoni,
geometri, dan astronomi.
Yang paling utama dari seluruh
cakupan matematika di sini adalah ilmu bilangan atau aritmatika karena jika
bilangan tidak ada, maka tidak akan ada sesuatu apapun. Al-Kindi percaya kepada
pendapat para ilmuwan bangsa Yunani yang menjadikan ilmu matematika sebagai
pengantar yang paling tepat bagi ilmu filsafat dan logika. Hal ini karena ilmu
matematika melatih akal untuk berpikir benar dan teratur. Karya Al-Kindi dalam
ilmu matematika mencapai 43 buku. 11 buku diantaranya tentang ilmu hitung dan
32 buku tentang ilmu geometri.
Beberapa Karya Al-Kindi di Bidang
Matematika
- "Kitab Mabadi' Al-Hisab"
- "Kitab Al-Hisab Al-Handasi"
- "Risalah Fi Al-Ihtimalat"
- "Kitab Fi Isti'mali Al-Hisab Al-Hindi."
4.
Al-Qalasadi
Konstribusi Al-Qalasadi dalam
mengembangkan matematika sungguh sangat tak ternilai. Ia sang matematikus
Muslim abad ke-15, kalau tanpa dia boleh jadi manusia tidak mengenai
simbol-simbol ilmu hitung. Sejarah mencatat Alqasadi merupakan salah seorang
matematikus muslim yang berjasa mengenalkan simbol-simbol Aljabar.
Al-Qalasadi dalam mengembangkan
matematika sungguh sangat tak ternilai. Ia sang matematikus Muslim di abad
ke-15, kalau tanpa dia boleh jadi dunia dunia tak mengenal simbol-simbol ilmu
hitung. Al-Qalasadi adalah orang pertama yang menggunakan simbol-simbol yang
kini digunakan dalam penulisan persamaan notasi pecahan. Sebagaimana diketahui,
salah satu unsur penting dalam ilmu matematika, khususnya bilangan, adalah
pecahan (fractions). Sejarang mencatat, Al-Qalasadi merupakan salah
seorang matematikus Muslim yang berjasa memperkenalkan simbol-simbol Aljabar.
Symbol-simbol tersebut pertama kali dikembangkan pada abad 14 oleh Ibnu
al-Banna kemudian pada abad 15 dikembangkan oleh Al-Qalasadi. Al-Qalasadi
memperkenalkan symbol-simbol matematika dengan menggunakan karakter dari
alphabet Arab.
Ia menggunakan wa yang berarti “dan”
untuk penambahan (+), untuk pengurangan (-), al-Qalasadi menggunakan illa
berarti “kurang”. Sedangkan untuk perkalian (x), ia menggunakan fi yang berarti
“kali”. Simbol ala yang berarti ”bagi” digunakan untuk pembagian (/).
Al-Qalasadi menulis beberapa buku
mengenai aritmatika dan sebuah buku mengenai aljabar. Beberapa di antaranya
berisi komentar-komentar terhadap karya Ibn al Banna dalam bukunya Talkhis amal
al-Hisab (Ringkasan dari operasi aritmatika). Ibn al-Banna sendiri merupakan
ilmuwan dari Maroko yang telah meninggal lebih dari 100 tahun sebelum
Al-Qalasadi menulis komentar terhadap karyanya.
Sumber di peroleh dari:
http://id.wikipedia.org/wiki/Mu%E1%B8%A5ammad_bin_M%C5%ABs%C4%81_al-Khaw%C4%81rizm%C4%AB
http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Kindi
https://www.islampos.com/tokoh-penemu-aljabar-yang-pertama-112221/
https://matharis.wordpress.com/ilmuwan-islam-penemu-konsep-matematika/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar