Bagaimana Muslim
Menyikapi Media Massa
Di era globalisasi, tidak dapat
dipungkiri besarnya pengaruh media massa terhadap masyarakat. Media massa pun
berkembang, dari awalnya kita melihat berita hanya di koran atau televisi,
sekarang kita bisa melihatnya melalui media yang lebih praktis, yaitu
handphone/tablet. Peran media juga mampu membentuk opini masyarakat, sikap,
bahkan perilaku seseorang, baik atau buruk. Kita bisa melihat dampak baik
media massa, yakni dengan media massa baik cetak atau elektronik dapat
memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat, kajian-kajian islam dsb.
Namun, perlu di waspadai juga pengaruh buruk yang mungkin dapat ditimbulkan
oleh media massa. Saat ini, dengan banyaknya opini-opini yang muncul media
massa yang belum tentu kebenarannya sehingga bisa saja opini tersebut
dapat menyesatkan masyarakat. Selain itu, media massa digunakan juga untuk perang kepentingan
sekelompok orang, sehingga masyarakat sering dibingungkan opini atau fakta
dengan mana yang benar dan mana yang salah. Oleh karena itu, sebagai masyarakat
khusunya muslim perlu cerdas dalam menyikapi media massa dengan agar tidak
terjebak dalam kepentingan dan opini yang tidak benar. Hal yang perlu di perhatikan dalam media
massa antara lain:
1. Media membawa misi pemiliknya
Media cetak maupun elektronik
tentu dimiliki oleh orang-orang yang memiliki ideologi dan keyakinan. Di dalam
media tesebut pasti terdapat misi yang terkadang sering diabaikan oleh penikmat
media. Misi tersebut tergantung ideologi yang dianut pemilik media tersebut.
Andaikan ideologi yang diusung baik maka akan berdampak positif bagi misi media
yang dimilikinya. Sebaliknya bila ideologinya buruk maka tentu akan berdampak
negatif bagi misi medianya.
Sehingga amat keliru, apabila
seorang muslim menelan mentah-mentah setiap berita atau tayangan yang disajikan
media. Tanpa berusaha mencerna, misi apakah yang dibawa oleh tayangan dan
berita tersebut. Kekeliruan inilah yang kemudian secara pelan-pelan merubah
pola pikir seseorang seringkali tanpa ia rasa.
Jangan sampai misi dari orang-orang kafir tidak kita sadari seperti mengajak kepada kemunkaran, sehingga dapat memecahkan umat muslim. Bahkan bisa jadi sampai taraf merubah keyakinan agamanya atau minimal ia mulai ragu terhadap keyakinannya. Ini semua bisa jadi merupakan salah satu dampak buruk media.
2. Tidak menelan mentah-mentah setiap berita
Satu hal yang harus selalu kita
ingat, bahwa media tidak lepas dari kepentingan. Entah itu kepentingan bisnis
maupun kepentingan politik. Sehingga berita yang disajikan pun seringkali
merupakan representasi atau perwakilan dari kepentingan tersebut.
Menyoal kepentingan bisnis,
tentu pemilik dan para awak media akan berusaha mencari berita-berita atau
konten-konten yang bisa mendongkrak oplah medianya atau meningkatkan rating
acaranya. Terlepas apakah berita tersebut mendidik atau tidak.
Adapun kepentingan politik, maka ini sejatinya juga memiliki kaitan erat dengan bisnis. Mana yang bisa menghasilkan keuntungan dan bayaran yang besar, maka itulah yang dikedepankan. Terlepas dari barometer pertimbangan benar atau tidak dan haq atau batil.
Sehingga dengan sokongan dana yang besar juga permainan media, bisa jadi tokoh yang sebenarnya buruk dan tidak terkenal bisa mendadak disulap menjadi tokoh ‘superhero’ atau satrio piningit tanpa cacat atau apapun istilahnya. Sebaliknya tokoh yang baik bisa dibuat buruk muka dengan pemberitaan-pemberitaan negatif secara intensif.
Maka, tidak selayaknya seorang muslim menjadi bulan-bulanan korban media. Sebab sejatinya mereka telah memiliki panduan yang jelas dalam menyikapi berita. Sikap kita sebagai orang beriman dalam menyikapi media adalah mencari penjelasan (klarifikasi) terlebih dahulu, sampai ditemuinya kebenaran berita itu, barulah ia mempercayainya. Kalau berita itu tidak valid / tidak benar, maka jangan dipercaya. Jangan sampai beritanya belum jelas kebenarannya tapi sudah disikapi, sebab yang demikian ini adalah tidak sesuai dengan apa yang dituntunkan oleh Allah ta’ala. Oleh karena itu, kita harus selektif dalam memililih dan menyikapi suatu berita di media. Jangan samapi akibat kurang selektif dalam memilih media, tanpa sadar kita bisa dengan mudahnya menerima propaganda atau misi yang tidak benar yang dibawa oleh orang yang ingin menghancurkan umat muslim. Sebagai seorang muslim kita perlu menyadari, bahwa berita yang benar itu apabila sesuai dengan apa yang datang dari Allah SWT dan Rasulnya.
3. Urgensi ‘Imunisasi’ akidah
Menghadapi dahsyatnya gempuran
media, supaya seorang muslim tidak mudah terombang-ambing, maka ia perlu
memperkokoh akidah dan keyakinannya dengan mengikuti kajian-kajian Islam, bayak
bertanya dengan ulama-ulama, mempelajari al-qur’an dan sunnah nabi serta
memahami prinsip-prinsip dasar Islam, kemudian menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Sumber:
http://tunasilmu.com/khotbah-jumat-cerdas-menyikapi-media-masa/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar