Guru
Ideal bagi Bangsa Indonesia Menurut Ki Hajar Dewantara
Sejak
di bangku SD mungkin kita pernah melihat istilah “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”
di buku atau mendengar nya langsung dari guru kita.
Ya,
kalimat “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing
Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” merupakan semboyan dari seorang
tokoh pendidikan kita Ki Hajar Dewantara
Nasional yang mendirikan Perguruan Taman Siswa yang memiliki makna “Di depan
memberi teladan, di tengah memberi kemauan, di belakang memberi dorongadalam
pendidikan semboyan tersebut mengambarkan bagaiman seorang pendidik seharusnya.
Di Filosofi “Ing ngarsa sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri
handayani” nyatanya begitu melekat di benak hingga saat ini. Apabila
semboyan tersebut benar-benar di implementasikan dengan baik, maka akan
memberikan pengaruh positif bagi seorang siswa.
Ing
ngarso Sung Tulodo, di depan memberi teladan. Dalam hal ini pendidik atau seorang
guru harus mampu memberi contoh yang baik bagi siswa nya, baik sikap, perbuatan
maupun pola pikirnya. Anak akan mencontoh apa yang di lakukan oleh gurunya,
oleh karena itu apabila guru memberikan teladan yang baik maka perilaku siswa
akan baik pula.
Ing
Madyo Mangun Karso, di tengah memberi kemauan. Artinya ketika guru berada di
antara siswanya, maka guru harus mampu memberi inspirasi dan motivasi bagi
siswanya. Dalam hal ini guru perlu
memberi bimbingan dan motivasi agar anak giat belajar. Selain itu, guru perlu membangkitkan
minat belajar siswa dengan menciptakan suasana belajar yang kondusif dan nyaman
bagi siswa.
Tut
Wuri Handayani, di belakang memberi dorongan. Kalimat tesebut mengandung makna
bahwa seorang guru tidak hanya memberikan dorongan, namun juga memberikan arahan
untuk kemajuan dalam belajar siswanya. Jika guru selalu memberikan semangat
kepada siswanya, maka siswa akan lebih giat untuk belajar karena dia merasa
diperhatikan dan selalu mendapat pikiran-pikiran positif dari gurunya sehingga
anak selalu memandang ke depan dan tidak terpaku pada kondisinya saat ini.
Ketiga
semboyan ini saling berkaitan dan tidak dapat ditinggalkan salah satunya.
Sebagai contoh, seorang guru memiliki tanggung jawab untuk menanamkan
nilai-nilai pada siswanya. Dalam hal ini guru tidak hanya begitu saja mendorong
dan mengarahkan siswa nya untuk mengikuti nilai-nilai tersebut, tetapi guru
juga harus memberikan contoh bagaimana nilai-nilai tersebut tertanam di dalam
dirinya. Selain memberi contoh, guru juga harus mengarahkan nilai-nilai
tersebut di tengah-tengah siswa dan memberi motivasi mereka untuk bertindak
agar sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
Seorang
guru seharusnya berusaha untuk menjadi guru ideal dengan mampu melaksanakan filosofi dari semboyan yang di cetuskan Ki
Hajar Dewantara tersebut, karena guru merupakan pemimpin di depan kelas yang
akan di contoh oleh siswa nya. Anak, dalam hal ini adalah siswa adalah generasi
masa depan yang perlu dibekali baik dari segi pengetahuan yang memadai, siakp serta moral yang baik sehingga mampu menghadapi tantangan serta arus globalisasi baik di saat ini maupun di masa mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar