Jumat, 19 Desember 2014

Usaha Nyata Guru Dalam Mensukseskan Kurikulum 2013



Sejalan dengan tuntutan zaman yang semaikin berat, perkembangan masyarakat serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga semakin meningkat. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu kurikulum harus dikembangkan, karena untuk menghasilkan output dari pendidikan yang bermutu dan mampu menjawab tuntutan zaman perlu penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Kurikulum yang berfungsi sebagai alat pendidikan, harus terus menerus diperbarui menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi baik isi maupun prosesnya. Kurikulum 2013 adalah kurikulum bebasis kompetensi yang disiapkan untuk menjawab tuntutan zaman yang di dalamnya menekankan terselenggaranya proses pendidikan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif. Tujuan Kurikulum 2013 sendiri adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Proses pembelajaran yang dilakukan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dengan penilaian berbasis proses dan produk.

Seirama dengan perkembangan zaman, dunia ilmu pengetahuan dan teknologi juga terus berkembang dan selalu muncul hal-hal baru di dalamnya. Tenaga pendidik harus mengikuti perkembangan tersebut sehingga lebih dahulu mengetahuinya daripada peserta didik dan masyarakat umum. Disini letaknya perkembangan dan tanggung jawab tenaga kependidikan terhadap profesinya. Seiring dengan bertumbuhnya berbagai macam kebutuhan dan tuntutan kehidupan, peran guru semakin berat. Guru bukan hanya membekali siswa dengan berbagai macam ilmu pengetahuan akan tetapi juga dituntut untuk mengembangkan minat dan bakat, membentuk moral dan kepribadian, bahkan dituntut agar anak didik dapat menguasai berbagai macam keterampilan yang dibutuhkan untuk masa depannya.

Untuk menghasilkan output pendidikan yang baik diperlukan kesinambungan antara rancangan kurikulum dengan implementasinya. Salah satu sosok yang penting dalam implementasi kurikulum adalah guru. Guru merupakan garda terdepan dalam proses pendidikan. Guru bukan hanya sekedar profesi, guru merupakan tenaga profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Sebagai tenaga profesional, kesadaran tentang peran guru perlu ditingkatkan. Guru profesional harus mampu mengembangkan persiapan mengajar yang baik, logis dan sistematis, sehingga guru dapat mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya. Persiapan belajar yang dikembangkan guru memiliki makna yang cukup mendalam dengan memberikan pengalaman belajar yang baik bagi siswa dan bukan hanya kegiatan rutinitas untuk memenuhi kelengkapan administratif saja.
Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa rendahnya mutu pendidikan disebabkan oleh banyak faktor, salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas guru maupun tenaga kependidikan lainnya. Korelasi antara rendahnya mutu kualitas guru sangat signifikan terhadap kualitas alumni dari berbagai jenjang pendidikan formal saat ini. Rendahnya pendidikan guru juga berdampak pada kualitas profesinya. Akibatnya guru bekerja dengan tidak profesional.

Disinilah peran guru harus bisa merubah mind set atau pola pikir, karena tuntutan adanya perubahan kurikulum 2013. Guru bukan hanya merupakan sebuah profesi, tetapi dituntut untuk lebih dari itu. Guru adalah tenaga profesional yang harus berbuat lebih banyak. Apa yang disampaikan seorang guru akan berpengaruh terhadap hasil pembelajaran, sehingga seorang guru profesional akan menciptakan kondisi yang menimbulkan kesadaran dan keseriusan dalam proses belajar mengajar. Tidak kompetennya atau keterbatasannya pengetahuan seorang guru dalam menyampaikan materi atau bahan ajar secara tidak langsung akan berdampak terhadap hasil pembelajaran. Karena proses tidak hanya tercapai dengan keberanian, namun kompetensi yang ada di dalam guru juga penting. Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu kurikulum. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu kurikulum, maka kurikulum itu tidak mungkin dapat di implementasikan. Melihat hal tersebut, sangat terlihat peran guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

Guru dalam rangka mengembangkan, meningkatkan dan melaksanakan profesinya tersebut perlu untuk menambah wawasan, guru sebagai tenaga pendidik tidak hanya sekedar mengajar di depan kelas, tetapi juga tampil di tengah-tengah masyarakat untuk membimbing dan meberikan pandangan-pandangan yang berfaedah. Yang terpenting adalah, bagaiman guru sebagai tenaga pendidik dalam melaksanakan profesinya harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan zaman. Untuk memperoleh kompetensi tesebut, guru perlu meningkatkan kualitas pendidiknya. Oleh karena itu perlu adanya usaha konkret guru dalam mengembangkan kualitas dan profesionalisme khususnya dalam mengimplementasikan kurikulum 2013.

Profesionalisme merupakan tuntutan
Profesionalisme merupakan suatu tuntutan dari perubahan yang harus dipenuhi oleh seorang guru. Guru sebagai tenaga pendidik yang profesional dituntut untuk memiliki kemampuan profesional kependidikan serta memiliki kepribadian yang mantap sebagai tenaga pendidik. Guru profesional merupakan tutntutan yang esensial dalam upaya peningkatan kualitas SDM yang berkualitas dan kompetitif di era globalisasi yang ditempuh melalui pendidikan yang berkualitas. Untuk mewujudkan suatu perubahan samangat dibutuhkan kesadaran dari tenaga pendidik. Masalah SDM pendidikan yang belum profesional merupakan salah satu dari permasalahan yang dihadapi dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru dan bagaimana usaha guru untuk menanggapinya hal-hal tersebut, diantaranya:


1.            Masih banyak guru yang bersikap tidak profesional seperti dimilikinya jiwa kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi pelajaran.
Di dalam kurikulum 2013, guru perlu mengembangkan proses pembelajaran yang memunculkan siswa untuk aktif, kreatif, inovatif dan terampil dimana di dalam pembelajaran nya menggunakan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mencoba, menalar, mengkomunikasikan.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun tentang Standar Proses, model pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran Inkuiri (Inquiry Based Learning), model pembelajaran Discovery (Discovery Learning), model pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning), dan model pembelajaran berbasis permasalahan (Problem Based Learning). Oleh karena perlu adanya kemauan dan keseriusan guru untuk mengembangkan potensi pendidikannya dengan cara mengikuti berbagai latihan (diklat), berdiskusi dengan sesama guru bagaimana merancang proses pembelajaran yang baik serta banyak membaca referensi-referensi mengenai proses pembelajaran di dalam kurikulum 2013 baik di buku, internet maupun media massa.

2.          Kebanyakan guru mengajar tanpa program yang jelas dengan alasan mereka merasa hapal di luar kepala terhadap materi yang akan disampaikan.
Pembelajaran bukan hanya bagaimana guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada murid. Di dalam pembelajaran, khususnya di dalam kurikulum 2013 penting bagaimana guru membangun konsep belajar bermakna, menarik dan menyenangkan dengan memanfaatkan media yang telah ada. Jadi pembelajaran konvensional dimana guru hanya menerangkan materi dengan cara ceramah di depan kelas perlu dikurangi sedikit demi sedikit karena pembelajaran seperti ini membuat siswa tidak berkembang. Siswa hanya mendapatkan apa yang diberikan oleh guru tanpa mendapatkan pengalaman belajar yang nyata. Pembelajaran bukan hanya sekedar transfer ilmu pengetahuan saja tetapi bagaimana cara mebuat pembelajaran tersebut menjadi bermakna sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang dia butuhkan dan materi yang di sampaikan akan lebih mudah di ingat. Pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang menyenangkan yang akan memiliki keunggulan dalam meraup segenap informasi secara utuh sehingga konsekuensi akhir meningkatkan kemampuan siswa. Jadi penting bagi guru untuk membuat proses pembelajaran menjadi bermakna. Langkah-langkah kegiatan yang mengarah pada timbulnya pembelajaran bermakna adalah sebagai berikut: 1). Orientasi mengajar tidak hanya pada segi pencapaian prestasi akademik, melainkan juga diarahkan untuk mengembangkan sikap dan minat belajar serta potensi dasar siswa, 2). Topik-topik yang dipilih dan dipelajari didasarkan pada pengalaman anak yang relevan. Pelajaran tidak dipersepsi anak sebagai tugas atau sesuatu yang dipaksakan oleh guru, melainkan sebagai bagian dari atau sebagai alat yang dibutuhkan dalam kehidupan anak, 3). Metode mengajar yang digunakan harus membuat anak terlibat dalam suatu aktivitas langsung dan bersifat bermain yang menyenangkan, 4). Dalam proses belajar perlu diprioritaskan kesempatan anak untuk bermain dan bekerjasama dengan orang lain, 5). Bahan pelajaran yang digunakan hendaknya bahan yang konkret, 6). Dalam menilai hasil belajar siswa, para guru tidak hanya menekankan aspek kognitif dengan menggunakan tes tulis, tetapi harus mencakup semua domain perilaku anak yang relevan dengan melibatkan sejumlah alat penilaian.

Selain itu guru penting untuk mengetahui bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran, bagaimana menetapkan bahan ajar, bagaimana memilih metode dan sarana pembelajaran dan bagaimana guru mengadakan evaluasi pembelajaran.


3.       Diperlukannya usaha untuk mengaktifkan peserta didik dalam rangka meningkatkan mutu proses belajar mengajar yang sesuai dengan kurikulum 2013
Guru harus memiliki pandangan bahwa proses belajar mengajar adalah kegiatan siswa (student centered) dan guru bukanlah pusat dari pembelajaran (teacher centered). Guru hanya merupakan fasilitator dan pembimbing siswanya dalam proses pembelajaran. Mengingat kebiasaan peserta didik selama ini terkesan pasif karena pembelajaran hanya dilakukan secara searah, dan jarang memberikan tugas kepada siswa membentuk kebiasaan siswa pasif dalam pembelajaran. Untuk itu guru perlu menciptakan suasana kelas yang mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dan tidak monoton, salah satunya pembelajaran yang menggunakan media, atau dengan membentuk suatu kelompok dalam pembelajaran. Di dalam kelompok siswa dapat berdiskusi, saling menerangkan dan mengajari temannya yang lainnya, dan di kelas guru hanya mengarahkan dan memberi penjelasan bagi kelompok/siswa yang belum paham terhadap materi, dsb. Guru juga perlu memotivasi siswa agar aktif di pembelajaran dengan cara meminta siswa untuk menyiapkan diri dengan membaca materi sebelum pembelajaran dimulai, dan guru akan membahas hal-hal yang tidak dimengerti oleh siswa.

Memahami Peran Guru
Keber­hasilan suatu proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. Guru perlu memahami betul bagaimana peran nya dalam proses belajar mengajar. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar mengajar karena proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Beberapa peran guru dalam proses belajar mengajar antara lain: guru sebagai sumber belajar, guru sebagai fasilitator, guru sebagai pengelola, guru sebagai demonstrator, guru sebagai pembimbing dan guru sebagai motivator.
Guru sebagai sumber belajar
Peran guru sebagai sumber belajar bagi siswa memiliki arti bahwa untuk menjadi sumber belajar yang baik, guru harus memiliki penguasaan terhadap materi pembelajaran dengan baik. Selain itu juga guru memiliki pengetahuan baik pengalaman dan keterampilan yang dapat ditularkan kepada siswa. Di dalam proses belajar, siswa melihat dan mengamati guru dalam menyampaikan materi, apabila guru kurang menguasai materi pelajaran maka akan berpengaruh terhadap siswa seperti hilangnya kepercayaan diri pada siswa dan kurangnya pemahaman konsep terhadap materi yang diajarkan. Untuk itu, hendaknya guru memiliki banyak referensi/sumber belajar yang lebih banyak di bandingkan siswa. Hal ini agar guru memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap materi yang akan disampaikan kepada siswa. Perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi yang cepat juga memudahkan guru dalam mengakses berbagai ilmu pengetahuan dari internet, jurnal dsb.
Guru sebagai fasilitator
Peran guru sebagai fasilitator adalah bagaimana memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar, bagaimana cara menyajikan materi pembelajaran agar lebih mudah, dsb. Di dalam kurikulum 2013 mendukung pembelajaran yang menggunakan media belajar karena dengan bantuan media belajar akan memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran. Untuk itu guru perlu memahami berbagai media yang dapat digunakan untuk mendukung proses pembelajaran serta fungsi dari media tersebut. Guru juga perlu memiliki keterampilan dalam merancang suatu media yang sesuai dengan materi pelajaran agar proses pembelajaran berjalan dengan optimal. Kemudian sebagai fasilitator, guru juga perlu memiliki kemampuan komunikasi yang baik, karean dengan komunikasi dan interaksi yang baik terhadap siswa akan memudahkannnya dalam menangkap pesan yang disampaikan guru.
Guru sebagai pengelola
Dalam proses pembelajaran guru bukanlah hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, akan tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran (manager of learning). Sebagai pengelola pembelajaran guru berperan menciptakan suasana belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik dan kondusif memungkinkan siswa untuk menyerap materi pembelajaran dengan lebih baik dan menciptakan hasil belajar yang baik pula.
Guru sebagai demonstrator
Guru merupakan acuan bagi siswa. Untuk menumbuhkan sikap yang baik kepada siswa maka guru harus menunjukkan sikap-sikap yang terpuji pula. Dengan demikian guru menjadi sosok teladan bagi siswa. Peran guru sebagai demonstrator artinya guru menunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa memahami setiap pesan yang diampaikan. Di dalam pembelajaran, guru perlu mengatur bagaiman strategi pembelajaran yang efektif agar materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa.
Guru sebagai pembimbing
Di dalam kelas, setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda dan perkembangan yang berbeda pula. Itu adalah hal yang wajar karena setiap manusia memiliki keunikannya tersendiri. Peran guru sebagi pembimbing yakni bagaimana dengan perbedaan-perbedaan siswa tersebut guru dapat menemukan potensi di dalam diri siswa, sehingga dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang diantara masyarakat. Guru juga harus memahami dan terampil dalam merencanakan tujuan dan kompetensi yang hendak dicapai, maupun merencanakan proses pembelajaran.
Guru sebagai motivator
Di dalam pembelajaran, motivasi sangat penting bagi siswa. Seringkali siswa yang kurang berprestasi dalam belajar bukan karena kemampuannya yang kurang, melainkan tidak adanya motivasi untuk belajar. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Ada banyak hal yang dapat dilakukan guru dalam memotivasi siswa untuk belajar, diantaranya: 1). Memperjelas tujuan belajar yang ingin dicapai, dengan pemahaman siswa tentang tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar, 2). Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, yang memungkinkan siswa dapat menyerap materi secar optimal, 3). Memberikan pujian yang wajar setiap keberhasilan yang dicapai siswa, pujian sebagai penghargaan bagi siswa dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk terus melakukan hal yang lebih baik, 4) Memberikan penilaian. Penilaian terhadap kerja siswa perlu untuk dilakukan sesegera mungkin agar siswa mengetahui hasil kerjanya. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya, 5) Menciptakan persaingan yang sehat diantara siswa, persaingan baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena melalui persaingan siswa akan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar