Sejalan dengan tuntutan zaman
yang semaikin berat, perkembangan masyarakat serta kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi juga semakin meningkat. Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan kepentingan nasional dan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu kurikulum harus
dikembangkan, karena untuk menghasilkan output
dari pendidikan yang bermutu dan mampu menjawab tuntutan zaman perlu
penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum serta pendalaman
dan perluasan materi. Kurikulum yang berfungsi sebagai alat pendidikan, harus
terus menerus diperbarui menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi baik isi
maupun prosesnya. Kurikulum 2013 adalah kurikulum bebasis kompetensi yang
disiapkan untuk menjawab tuntutan zaman yang di dalamnya menekankan
terselenggaranya proses pendidikan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif. Tujuan Kurikulum 2013 sendiri adalah untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Proses
pembelajaran yang dilakukan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dengan penilaian berbasis proses dan produk.
Seirama
dengan perkembangan zaman, dunia ilmu pengetahuan dan teknologi juga terus
berkembang dan selalu muncul hal-hal baru di dalamnya. Tenaga pendidik harus
mengikuti perkembangan tersebut sehingga lebih dahulu mengetahuinya daripada
peserta didik dan masyarakat umum. Disini letaknya perkembangan dan tanggung
jawab tenaga kependidikan terhadap profesinya. Seiring dengan bertumbuhnya
berbagai macam kebutuhan dan tuntutan kehidupan, peran guru semakin berat. Guru
bukan hanya membekali siswa dengan berbagai macam ilmu pengetahuan akan tetapi
juga dituntut untuk mengembangkan minat dan bakat, membentuk moral dan
kepribadian, bahkan dituntut agar anak didik dapat menguasai berbagai macam
keterampilan yang dibutuhkan untuk masa depannya.
Untuk
menghasilkan output pendidikan yang
baik diperlukan kesinambungan antara rancangan kurikulum dengan
implementasinya. Salah satu sosok yang penting dalam implementasi kurikulum
adalah guru. Guru merupakan garda terdepan dalam proses pendidikan. Guru bukan
hanya sekedar profesi, guru merupakan tenaga profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada jalur pendidikan formal. Sebagai tenaga profesional,
kesadaran tentang peran guru perlu ditingkatkan. Guru profesional harus mampu
mengembangkan persiapan mengajar yang baik, logis dan sistematis, sehingga guru
dapat mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya. Persiapan belajar yang
dikembangkan guru memiliki makna yang cukup mendalam dengan memberikan pengalaman
belajar yang baik bagi siswa dan bukan hanya kegiatan rutinitas untuk memenuhi
kelengkapan administratif saja.
Beberapa
hasil penelitian menyatakan bahwa rendahnya mutu pendidikan disebabkan oleh
banyak faktor, salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas guru maupun
tenaga kependidikan lainnya. Korelasi antara rendahnya mutu kualitas guru
sangat signifikan terhadap kualitas alumni dari berbagai jenjang pendidikan
formal saat ini. Rendahnya pendidikan guru juga berdampak pada kualitas profesinya.
Akibatnya guru bekerja dengan tidak profesional.
Disinilah
peran guru harus bisa merubah mind set
atau pola pikir, karena tuntutan adanya perubahan kurikulum 2013. Guru bukan
hanya merupakan sebuah profesi, tetapi dituntut untuk lebih dari itu. Guru
adalah tenaga profesional yang harus berbuat lebih banyak. Apa yang disampaikan
seorang guru akan berpengaruh terhadap hasil pembelajaran, sehingga seorang
guru profesional akan menciptakan kondisi yang menimbulkan kesadaran dan
keseriusan dalam proses belajar mengajar. Tidak kompetennya atau
keterbatasannya pengetahuan seorang guru dalam menyampaikan materi atau bahan
ajar secara tidak langsung akan berdampak terhadap hasil pembelajaran. Karena
proses tidak hanya tercapai dengan keberanian, namun kompetensi yang ada di
dalam guru juga penting. Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam
implementasi suatu kurikulum. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu
kurikulum, maka kurikulum itu tidak mungkin dapat di implementasikan. Melihat
hal tersebut, sangat terlihat peran guru sangat berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa
Guru
dalam rangka mengembangkan, meningkatkan dan melaksanakan profesinya tersebut
perlu untuk menambah wawasan, guru sebagai tenaga pendidik tidak hanya sekedar
mengajar di depan kelas, tetapi juga tampil di tengah-tengah masyarakat untuk
membimbing dan meberikan pandangan-pandangan yang berfaedah. Yang terpenting
adalah, bagaiman guru sebagai tenaga pendidik dalam melaksanakan profesinya
harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan zaman.
Untuk memperoleh kompetensi tesebut, guru perlu meningkatkan kualitas
pendidiknya. Oleh karena itu perlu adanya usaha konkret guru dalam
mengembangkan kualitas dan profesionalisme khususnya dalam mengimplementasikan
kurikulum 2013.
Profesionalisme merupakan tuntutan
Profesionalisme
merupakan suatu tuntutan dari perubahan yang harus dipenuhi oleh seorang guru.
Guru sebagai tenaga pendidik yang profesional dituntut untuk memiliki kemampuan
profesional kependidikan serta memiliki kepribadian yang mantap sebagai tenaga
pendidik. Guru profesional merupakan tutntutan yang esensial dalam upaya
peningkatan kualitas SDM yang berkualitas dan kompetitif di era globalisasi
yang ditempuh melalui pendidikan yang berkualitas. Untuk mewujudkan suatu
perubahan samangat dibutuhkan kesadaran dari tenaga pendidik. Masalah SDM
pendidikan yang belum profesional merupakan salah satu dari permasalahan yang
dihadapi dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan oleh guru dan bagaimana usaha guru untuk
menanggapinya hal-hal tersebut, diantaranya:
1. Masih banyak guru yang bersikap tidak profesional seperti dimilikinya jiwa kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi pelajaran.
Di
dalam kurikulum 2013, guru perlu mengembangkan proses pembelajaran yang
memunculkan siswa untuk aktif, kreatif, inovatif dan terampil dimana di dalam
pembelajaran nya menggunakan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mencoba,
menalar, mengkomunikasikan.
Berdasarkan
Permendikbud Nomor 65 Tahun tentang Standar Proses, model pembelajaran yang
diutamakan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran Inkuiri
(Inquiry Based Learning), model pembelajaran Discovery (Discovery
Learning), model pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning),
dan model pembelajaran berbasis permasalahan (Problem Based Learning).
Oleh karena perlu adanya kemauan dan keseriusan guru untuk mengembangkan
potensi pendidikannya dengan cara mengikuti berbagai latihan (diklat),
berdiskusi dengan sesama guru bagaimana merancang proses pembelajaran yang baik
serta banyak membaca referensi-referensi mengenai proses pembelajaran di dalam
kurikulum 2013 baik di buku, internet maupun media massa.
2. Kebanyakan guru mengajar tanpa program yang jelas dengan alasan mereka merasa hapal di luar kepala terhadap materi yang akan disampaikan.
Pembelajaran
bukan hanya bagaimana guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada murid. Di dalam
pembelajaran, khususnya di dalam kurikulum 2013 penting bagaimana guru
membangun konsep belajar bermakna, menarik dan menyenangkan dengan memanfaatkan
media yang telah ada. Jadi pembelajaran konvensional dimana guru hanya
menerangkan materi dengan cara ceramah di depan kelas perlu dikurangi sedikit
demi sedikit karena pembelajaran seperti ini membuat siswa tidak berkembang.
Siswa hanya mendapatkan apa yang diberikan oleh guru tanpa mendapatkan
pengalaman belajar yang nyata. Pembelajaran bukan hanya sekedar transfer ilmu
pengetahuan saja tetapi bagaimana cara mebuat pembelajaran tersebut menjadi
bermakna sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang dia butuhkan dan
materi yang di sampaikan akan lebih mudah di ingat. Pembelajaran bermakna
adalah pembelajaran yang menyenangkan yang akan memiliki keunggulan dalam
meraup segenap informasi secara utuh sehingga konsekuensi akhir meningkatkan
kemampuan siswa. Jadi penting bagi guru untuk membuat proses pembelajaran
menjadi bermakna. Langkah-langkah kegiatan yang mengarah pada timbulnya
pembelajaran bermakna adalah sebagai berikut: 1). Orientasi mengajar tidak
hanya pada segi pencapaian prestasi akademik, melainkan juga diarahkan untuk
mengembangkan sikap dan minat belajar serta potensi dasar siswa, 2). Topik-topik
yang dipilih dan dipelajari didasarkan pada pengalaman anak yang relevan.
Pelajaran tidak dipersepsi anak sebagai tugas atau sesuatu yang dipaksakan oleh
guru, melainkan sebagai bagian dari atau sebagai alat yang dibutuhkan dalam
kehidupan anak, 3). Metode mengajar yang digunakan harus membuat anak terlibat
dalam suatu aktivitas langsung dan bersifat bermain yang menyenangkan, 4). Dalam
proses belajar perlu diprioritaskan kesempatan anak untuk bermain dan bekerjasama
dengan orang lain, 5). Bahan pelajaran yang digunakan hendaknya bahan yang
konkret, 6). Dalam menilai hasil belajar siswa, para guru tidak hanya
menekankan aspek kognitif dengan menggunakan tes tulis, tetapi harus mencakup
semua
domain perilaku anak yang relevan dengan melibatkan sejumlah alat penilaian.
Selain
itu guru penting untuk mengetahui bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran,
bagaimana menetapkan bahan ajar, bagaimana memilih metode dan sarana
pembelajaran dan bagaimana guru mengadakan evaluasi pembelajaran.
3. Diperlukannya usaha untuk mengaktifkan peserta didik dalam rangka meningkatkan mutu proses belajar mengajar yang sesuai dengan kurikulum 2013
Guru
harus memiliki pandangan bahwa proses belajar mengajar adalah kegiatan siswa (student centered) dan guru bukanlah
pusat dari pembelajaran (teacher centered).
Guru hanya merupakan fasilitator dan pembimbing siswanya dalam proses
pembelajaran. Mengingat kebiasaan peserta didik selama ini terkesan pasif
karena pembelajaran hanya dilakukan secara searah, dan jarang memberikan tugas
kepada siswa membentuk kebiasaan siswa pasif dalam pembelajaran. Untuk itu guru
perlu menciptakan suasana kelas yang mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif
dan tidak monoton, salah satunya pembelajaran yang menggunakan media, atau
dengan membentuk suatu kelompok dalam pembelajaran. Di dalam kelompok siswa
dapat berdiskusi, saling menerangkan dan mengajari temannya yang lainnya, dan
di kelas guru hanya mengarahkan dan memberi penjelasan bagi kelompok/siswa yang
belum paham terhadap materi, dsb. Guru juga perlu memotivasi siswa agar aktif
di pembelajaran dengan cara meminta siswa untuk menyiapkan diri dengan membaca
materi sebelum pembelajaran dimulai, dan guru akan membahas hal-hal yang tidak
dimengerti oleh siswa.
Memahami Peran Guru
Keberhasilan
suatu proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan
guru. Guru perlu memahami betul bagaimana peran nya dalam proses belajar
mengajar. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar mengajar
karena proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di
sekolah. Beberapa peran guru dalam proses belajar mengajar antara lain: guru
sebagai sumber belajar, guru sebagai fasilitator, guru sebagai pengelola, guru
sebagai demonstrator, guru sebagai pembimbing dan guru sebagai motivator.
Guru sebagai sumber belajar
Peran guru
sebagai sumber belajar bagi siswa memiliki arti bahwa untuk menjadi sumber
belajar yang baik, guru harus memiliki penguasaan terhadap materi pembelajaran
dengan baik. Selain itu juga guru memiliki pengetahuan baik pengalaman dan
keterampilan yang dapat ditularkan kepada siswa. Di dalam proses belajar, siswa
melihat dan mengamati guru dalam menyampaikan materi, apabila guru kurang
menguasai materi pelajaran maka akan berpengaruh terhadap siswa seperti
hilangnya kepercayaan diri pada siswa dan kurangnya pemahaman konsep terhadap materi
yang diajarkan. Untuk itu, hendaknya guru memiliki banyak referensi/sumber
belajar yang lebih banyak di bandingkan siswa. Hal ini agar guru memiliki
pemahaman yang lebih baik terhadap materi yang akan disampaikan kepada siswa. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan informasi yang cepat juga memudahkan guru dalam mengakses
berbagai ilmu pengetahuan dari internet, jurnal dsb.
Guru sebagai fasilitator
Peran guru
sebagai fasilitator adalah bagaimana memberikan pelayanan untuk memudahkan
siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar, bagaimana cara menyajikan materi
pembelajaran agar lebih mudah, dsb. Di dalam kurikulum 2013 mendukung
pembelajaran yang menggunakan media belajar karena dengan bantuan media belajar
akan memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran. Untuk itu guru perlu
memahami berbagai media yang dapat digunakan untuk mendukung proses
pembelajaran serta fungsi dari media tersebut. Guru juga perlu memiliki
keterampilan dalam merancang suatu media yang sesuai dengan materi pelajaran
agar proses pembelajaran berjalan dengan optimal. Kemudian sebagai fasilitator,
guru juga perlu memiliki kemampuan komunikasi yang baik, karean dengan
komunikasi dan interaksi yang baik terhadap siswa akan memudahkannnya dalam
menangkap pesan yang disampaikan guru.
Guru sebagai pengelola
Dalam proses
pembelajaran guru bukanlah hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa
yang diajarnya, akan tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran (manager of
learning). Sebagai pengelola pembelajaran guru berperan menciptakan suasana
belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui
pengelolaan kelas yang baik dan kondusif memungkinkan siswa untuk menyerap
materi pembelajaran dengan lebih baik dan menciptakan hasil belajar yang baik
pula.
Guru sebagai demonstrator
Guru
merupakan acuan bagi siswa. Untuk menumbuhkan sikap yang baik kepada siswa maka
guru harus menunjukkan sikap-sikap yang terpuji pula. Dengan demikian guru
menjadi sosok teladan bagi siswa. Peran guru sebagai demonstrator artinya guru
menunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa memahami
setiap pesan yang diampaikan. Di dalam pembelajaran, guru perlu mengatur
bagaiman strategi pembelajaran yang efektif agar materi pelajaran dapat
dipahami dengan baik oleh siswa.
Guru sebagai pembimbing
Di dalam
kelas, setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda dan perkembangan yang
berbeda pula. Itu adalah hal yang wajar karena setiap manusia memiliki
keunikannya tersendiri. Peran guru sebagi pembimbing yakni bagaimana dengan
perbedaan-perbedaan siswa tersebut guru dapat menemukan potensi di dalam diri
siswa, sehingga dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan
mereka, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang diantara masyarakat. Guru juga
harus memahami dan terampil dalam merencanakan tujuan dan kompetensi yang
hendak dicapai, maupun merencanakan proses pembelajaran.
Guru sebagai motivator
Di dalam
pembelajaran, motivasi sangat penting bagi siswa. Seringkali siswa yang kurang
berprestasi dalam belajar bukan karena kemampuannya yang kurang, melainkan
tidak adanya motivasi untuk belajar. Untuk memperoleh hasil belajar yang
optimal, guru dituntut untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Ada
banyak hal yang dapat dilakukan guru dalam memotivasi siswa untuk belajar,
diantaranya: 1). Memperjelas tujuan
belajar yang ingin dicapai, dengan pemahaman siswa tentang tujuan pembelajaran
dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar, 2). Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, yang
memungkinkan siswa dapat menyerap materi secar optimal, 3). Memberikan pujian yang wajar setiap keberhasilan yang dicapai
siswa, pujian sebagai penghargaan bagi siswa dapat menumbuhkan motivasi siswa
untuk terus melakukan hal yang lebih baik, 4)
Memberikan penilaian. Penilaian terhadap kerja siswa perlu untuk dilakukan
sesegera mungkin agar siswa mengetahui hasil kerjanya. Dengan
mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat.
Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha
mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya, 5) Menciptakan persaingan yang sehat diantara siswa, persaingan
baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan
motivasi belajar. Karena melalui persaingan siswa akan sungguh-sungguh untuk
memperoleh hasil yang terbaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar